Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan tingkat inflasi pada akhir 2021 berpotensi mencapai 2,4 persen.
Peningkatan inflasi tersebut akan didorong oleh meningkatnya aktivitas perekonomian sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat.
“Kami perkirakan pemulihan di kuartal IV/2021 mungkin akan lebih kuat dari tahun lalu dan mendorong inflasi lebih tinggi menjelang akhir tahun,” katanya, Jumat (1/10/2021).
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Sejalan dengan itu, inflasi pada komponen inti pun mengalami perlambatan menjadi 0,13 persen mtm, dari tingkat inflasi Agustus 2021 sebesar 0,21 persen mtm.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir 2021 akan berada pada kisaran yang rendah, meski ada potensi terjadinya peningkatan pada kuartal IV/2021 seiring dengan pemulihan ekonomi.
Baca Juga
Menurutnya, akan ada potensi demand-pull inflation yang didorong oleh pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat, seiring dengan pola musiman.
“Perkiraan kami menunjukkan bahwa inflasi pada akhir 2021 bisa lebih rendah dari perkiraan kami sebesar 2,28 persen. Kami melihat masih ada peluang inflasi tahun ini berada di atas realisasi inflasi 2020 sebesar 1,68 persen,” katanya.
Dia menjelaskan, beberapa faktor yang dapat menahan tekanan inflasi pada sisa 2021 adalah harga emas, insentif pajak, dan pemulihan ekonomi yang lebih bertahap, serta risiko tapering the Fed.
Di samping itu, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100 persen PPnBM kendaraan bermotor hingga akhir tahun.