Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPEM FEB UI: Pemerintah Perlu Bersinergi dengan Perbankan Untuk Dukung Industri Gim Lokal

Pemerintah lalu dinilai perlu bersinergi dengan industri keuangan agar bisa memberikan akses permodalan bagi pelaku usaha pengembang permainan video game.
Para gamer dari dua tim e-sport berbeda sedang berkompetisi memainkan Call of Duty di Tokaigi Game Party Japan di Chiba, Jepang, Sabtu (26/1/2019)./Bloomberg-Shiho Fukada
Para gamer dari dua tim e-sport berbeda sedang berkompetisi memainkan Call of Duty di Tokaigi Game Party Japan di Chiba, Jepang, Sabtu (26/1/2019)./Bloomberg-Shiho Fukada

Bisnis.com, JAKARTA - Menanggapi fenomena industri video game bahkan di tengah pandemi Covid-19, LPEM FEB UI menilai pemerintah perlu bersinergi dengan perbankan atau industri keuangan untuk mewadahi para pengembangan video game lokal.

Dalam kajian bertajuk "Industri Video Gim Sang Pandemic Winner", LPEM FEB UI menjabarkan potensi dan tantangan pada industri video game dan e-sports yang ada di Indonesia. Potensi yang ada terlihat dari sumbangsih industri kreatif sub-sektor pengembangan permainan pada ekonomi kreatif Indonesia; dan potensi pengembang e-sports di Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Meski begitu, LPEM FEB UI menyebut game dan aplikasinya merupakan barang tak berwujud atau intangible goods, oleh karena itu akan sulit mendapatkan permodalan dari perbankan atau industri keuangan lainnya.

"Gim dan aplikasinya sebagai intangible goods sukar dijadikan patokan perbankan atau industri keuangan lainnya dalam permohonan peminjaman modal," tulis LPEM FEB UI dalam kajiannya yanng dikutip Bisnis, Kamis (30/9/2021).

Pemerintah lalu dinilai perlu bersinergi dengan industri keuangan agar bisa memberikan akses permodalan bagi pelaku usaha pengembang permainan video game. Pasalnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyampaikan bahwa industri permainan Indonesia memiliki peluang dan potensi di tengah pesatnya perkembangan infrastruktur digital.

Data Kemenparekraf pada 2020 menunjukkan nilai industri ini menembus US$1,6 miliar untuk impor permain interaktif. Menteri Parekraf Sandiaga Uno pun menyatakan sumbangsih industri kreatif sub-sektor pengembang permainan di 2020 mencapai 2,19 persen terhadap PDB ekonomi kreatif nasional atau setara Rp24,88 triliun.

Terkait dengan akses, hadirnya koneksi 5G diharapkan dapat membuat seluruh lapisan masyarakat dan pelaku usaha dapat menikmatinya. Tidak hanya itu, 89,2 persen orang Indonesia juga diperkirakan akan memiliki ponsel pintar pada 2025.

Potensi-potensi ini yang dinilai perlu diperhatikan. Industri kreatif sub-sektor pengembang aplikasi permainan perlu diperkuat dengan sinergi lintas sektor seperti dunia usaha, akademisi, hingga pemerintah daerah. Sinergi lintas sektor juga diharapkan tidak terkecuali datang dari industri keuangan, agar tercapainya permodalan untuk penciptaan aplikasi video game berdaya saing internasional.

"Untuk itu, sinergi pemerintah dengan industri keuangan juga diperlukan untuk memberi kesempatan permodalan dan bimbingan bagi para pelaku usaha di industri kreatif subsektor pengembang permainan," demikian ditulis pada kajian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper