Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Syahrul: Stok Jagung Surplus 2,85 Juta Ton Tahun Ini

Berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, lahan jagung nasional Januari–Desember 2021 seluas 4,15 juta hektar dan menghasilkan produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen. 
Pekerja mengeringkan jagung yang baru dipipil di Desa Balongga, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/9/2021). /Antara Foto-Basri Marzuki
Pekerja mengeringkan jagung yang baru dipipil di Desa Balongga, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/9/2021). /Antara Foto-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar panen jagung nusantara dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, sekaligus memastikan produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan pakan ternak di sejumlah daerah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan panen jagung nasional itu bakal berlangsung hingga akhir tahun ini. Syahrul memperkirakan luas panen September ini mencapai 299.059 hektare (ha), Oktober 230.157 ha, November 207.264 ha dan Desember seluas 197.265 ha dengan produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.

"Panen jagung di Grobogan ini mewakili gerakan pertanian khususnya jagung yang ada di seluruh Nusantara. Presiden Jokowi memerintahkan saya untuk turun ke lapangan. Panen hari ini membuktikan jagung ada dimana-mana. Produksi jagung nasional kita tahun 2021 ini diperkirakan over stock 2,85 juta ton," kata Syahrul pada acara panen Jagung di Desa Banjarsari, Kradenan, Grobogan, Rabu (29/9/2021).  

Berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, Syahrul mengatakan, luas panen jagung nasional Januari–Desember 2021 seluas 4,15 juta hektar, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen. 

Sementara itu kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi, dan industri pangan sebesar 14,37 juta ton, sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 sebesar 1,43 juta ton, stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton .

"Kalau begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat, tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya," kata dia.

Sebelumnya, kalangan peternak unggas mengatakan pemerintah harus siap menghadapi konsekuensi dari keputusan untuk tidak mengimpor jagung pakan. Saat ini, gejolak harga masih berlangsung karena disinyalir adanya pasokan yang terbatas.

"Jika pemerintah memutuskan tidak impor, artinya pemerintah harus bisa menanggung konsekuensi jika kondisi di lapangan tidak sesuai perkiraan. Bagaimana peternak tetap memeroleh jagung dengan mudah dan harga sesuai," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi, Rabu (22/9/2021). 

Sugeng mengkhawatirkan kondisi pasokan di lapangan justru tidak sesuai dengan data pemerintah. Jika pasokan memadai, dia menyebutkan harga jagung seharusnya tetap terkendali.

"Jika stok ada sesuai laporan pemerintah, seharusnya kondisi harga tidak seperti sekarang. Kalau demikian artinya ada yang tidak beres atau ada penimbunan," lanjutnya.

Dalam audiensi dengan Presiden Joko Widodo, peternak sejatinya telah menyuarakan kepada pemerintah untuk mengamankan stok sebesar 500.000 ton, yang di antaranya dipasok melalui impor. Namun, Kementerian Pertanian menyebutkan terdapat stok sebesar 2,61 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper