Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi China Dipangkas, Kekurangan Pasokan Listrik Jadi Pemicu

China International Capital Corp., (CICC) memprediksi kekurangan listrik akan melemahkan perekonomian negara sekitar 0,1 - 0,15 poin persen pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini.
Suasana jalanan di kota Beijing China/ Bloomberg
Suasana jalanan di kota Beijing China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah ekonom memperingatkan adanya pelemahan ekonomi di China setelah kekurangan pasokan listrik memukul industri manufaktur.

Dilansir Bloomberg pada Senin (27/9/2021), China International Capital Corp., (CICC) memprediksi kekurangan listrik akan melemahkan perekonomian negara sekitar 0,1 - 0,15 poin persen pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini.

Nomura Holdings Ltd. ikut memangkas proyeksi PDB China dan Morgan Stanley memperingatkan adanya pertumbuhan yang melambat pada kuartal IV/2021.

Pengetatan atau pembatasan konsumsi listrik di daerah perekonomian seperti seperti Provinsi Jiangsu, Zhejiang dan Guangdong mungkin akan menyebabkan indeks manajer pembelian yang dijadwalkan untuk dirilis akhir pekan ini, turun di bawah 50, seperti yang dilaporkan oleh Nomura pada Senin (27/9/2021).

Kepala Ekonom Nomura Lu Ting mengatakan saat ini ada kemungkinan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang tadinya 8,2 persen lalu dipangkas 7,7 persen pada Jumat, akan tumbuh lebih kecil lagi.

“Bahkan dengan pemotongan ini, kami melihat lebih banyak risiko penurunan pada proyeksi kami. Kami berharap pasar segera menyesuaikan perkiraan mereka," ungkap Lu.

Sementara itu, ekonom CICC mengatakan kelangkaan listrik di China akan berdampak besar pada produksi jangka pendek, terutama pada September ketika pertumbuhan industri pada bulan ini akan turun sekitar 4 - 4,5 persen.

Ekonom Morgan Stanley memprediksi akan adanya pemangkasan produksi jika kecepatan seperti saat ini. Hal ini akan memangkas pertumbuhan PDB sekitar 1 poin persen pada kuartal IV/2021.

CICC juga melihat dampak pada inflasi, dengan harga produsen kemungkinan akan naik setidaknya 9 persen pada 2021 dari tahun sebelumnya, membebani profitabilitas perusahaan hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper