Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Lutfi Pastikan RI Tak Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Keputusan itu diambil setelah rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga di Kementerian Perekonomian pada Rabu (22/9/2021).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (dalam layar) memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (dalam layar) memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan pemerintah tidak membuka keran impor jagung untuk pakan ternak terkait usaha stabilisasi harga di tengah peternak belakangan ini. 

Keputusan itu diambil setelah rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga di Kementerian Perekonomian pada Rabu (22/9/2021). Saat rapat itu, Lutfi mengatakan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi memastikan ketersediaan jagung untuk pakan dalam negeri relatif aman. 

Ga jadi [impor] tadi sudah kita rapati ini mau dicari dari lokal sekarang, Dirjen Tanaman Pangannya sudah menjamin ada, sekarang sedang diatur Bulog yang akan menjadi perantaranya,” kata Lutfi saat ditemui Bisnis di kantor Kemendag, Rabu (22/9/2021). 

Lutfi mengatakan Kementerian Pertanian bakal menyiapkan 30.000 ton jagung untuk pakan kepada peternak. Nantinya, dia menambahkan 30.000 ton itu bakal sampai ke petani dengan harga Rp4.500. 

“Jadi yang 30.000 ton ini sudah dipenuhi akan dicarikan barangnya oleh Direktur Tanaman Pangan, subsidi akan datang dari Kemendag melalui Bulog,” kata dia. 

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi menyebutkan kebutuhan jagung pakan untuk peternak mandiri mencapai 180.000 ton per bulan. Sementara untuk peternak dalam gabungan koperasi berkisar 28.000 ton per bulan. 

"Sebenarnya untuk gejolak jagung sudah mulai mereda karena pemerintah mulai mendistribusikan jagung subsidi. Kami sedang menunggu realisasinya," kata Musbar. 

Selain berhadapan dengan harga pakan yang tinggi, Musbar menyebutkan bahwa peternak layer kini juga kesulitan menjual telur akibat lemahnya serapan pasar. Harga jual telur bahkan menyentuh Rp14.000 per kilogram di tingkat peternak, jauh dari acuan yang ditetapkan di Rp19.000 per kg sampai Rp21.000 per kg. 

"Jadi selain masalah jagung, serapan telur juga rendah. Meskipun harga jagung turun nantinya, tidak ada kepastian pasar menyerap," tambahnya. 

Data Kementerian Pertanian menunjukkan stok jagung per 6 September 2021 berjumlah 2,61 juta ton. Stok paling banyak berada di Jawa Timur, yakni 755.507 ton yang sebanyak 203.969 ton di antaranya berada di pabrik pakan. 

Sementara dari 405.347 ton stok yang berada di Jawa Tengah, stok di pengepul mencapai 297.520 ton dan di pabrik pakan 106.332 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper