Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EV Baterai Berkembang, Vale Indonesia Tetap Fokus Industri Hulu

PT Vale Indonesia Tbk. memperkirakan kebutuhan nikel untuk baterai akan meningkat hingga 40 kali lipat serta menyumbang sekitar 37 persen dari permintaan nikel pada 2030.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk. tetap berfokus pada industri hulu meski industri electric vehicle (EV) baterai tengah berkembang secara global. 

CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy menegaskan perusahaan tetap akan bermain pada industri hulu mulai dari penambangan hingga pengolahan nikel. 

“Banyak yang tanya, Vale nanti akan produksi baterai nggak? Izin usaha kami fokus pada penambangan dan processing nickel. Jadi kami di upstream [hulu],” katanya saat webinar Minerba for Energy, Selasa (15/9/2021) malam.

Lebih lanjut, perusahaan tambang tersebut juga akan sangat hati-hati dalam menjalankan proses keberlanjutan pada industri penambangan. Pasalnya, nikel dapat menjawab tantangan global dalam dekarbonasi. 

Di sisi lain, Vale memperkirakan kebutuhan nikel untuk baterai akan meningkat hingga 40 kali lipat serta menyumbang sekitar 37 persen dari permintaan nikel pada 2030. 

Pada 2018, permintaan nikel untuk baterai hanya 38.000 ton. Tetapi beberapa tahun mendatang kebutuhan ini akan berkembang hingga 6 kali lipat. Vale memperkirakan kebutuhan nikel untuk baterai dapat mencapai 1,5 juta ton pada 2030. 

“Jadi ini potensi yang luar biasa bagi pengembangan nikel di kemudian hari.”

Meski demikian, perkembangan industri baterai di dunia tidak dapat diimbangi dengan suplai yang memadai. Alhasil industri meski berpacu untuk menyiapkan suplai untuk memenuhi permintaan pasar. 

Di sisi lain, Vale mengharapkan agar rantai pasok industri baterai dapat menjalankan sistem berkelanjutan mulai dari tambang, pengolahan mineral hingga produksi mobil listrik. 

“Kalau industri mobil listrik ini ada, keberadaannya karena ada climate change concern, maka seluruh rantai pasok harus ramah lingkungan. Kalau tidak eksistensi industrinya sendiri akan dipertanyakan,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper