Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Pakaian hingga Lemak Nabati, RI Catatkan Ekspor Tertinggi ke China dan AS

Indonesia diketahui mengekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati ke Negeri Tirai Bambu itu.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat realisasi ekspor nonmigas Agustus 2021 terbesar terjadi ke China dengan nilai mencapai US$4,78 miliar atau 23,48 persen dari keseluruhan pangsa ekspor luar negeri.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan nilai ekspor ke China naik mencapai US$1,21 miliar jika dibandingkan dengan Juli 2021. Adapun, Indonesia diketahui mengekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati ke Negeri Tirai Bambu itu. 

Setelah China, produk ekspor Indonesia juga mencatatkan realisasi serapan yang relatif tinggi di Amerika Serikat. Pada neraca Agustus 2021, nilai ekspor ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$2,25 miliar atau 11,07 persen dari keseluruhan pangsa ekspor nonmigas.

“Komoditas ekspor kita ke Amerika Serikat itu yang utama pakaian dan aksesorisnya dari rajutan itu HS 61 dan pakaian, aksesoris yang bukan rajutan HS 62,” kata dia, Rabu (15/9/2021). 

Sementara itu, nilai ekspor ke India tercatat mencapai US$1,72 miliar atau sebesar 8,43 persen dari keseluruhan pasar ekspor nonmigas dalam negeri. India diketahui membeli komoditas seperti lemak, bahan bakar mineral dan minyak hewani atau nabati dari Tanah Air. 

Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia untuk pasar di kawasan Asean mencapai US$3,37 miliar atau 16,54 persen dari keseluruhan neraca niaga pada Agustus tahun ini. Capaian ekspor untuk Uni Eropa hanya sebesar US$1,63 miliar atau 8,02 persen dara pangsa ekspor domestik. 

Adapun, neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Agustus 2021, seiring dengan menguatnya permintaan ekspor dan kenaikan harga komoditas. 

BPS mencatat surplus neraca perdagangan pada bulan tersebut sebesar, US$4,74 miliar. Surplus ini lebih tinggi dari bulan Juli lalu sebesar US$2,59 miliar. Sebagai catatan, surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 merupakan surplus ke-16 kalinya sejak Mei 2020.

Surplus sebesar US$4,74 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,72 miliar. Sebaliknya, di sektor migas terjadi defisit US$0,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper