Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Mesti Lakukan Ini agar EV dan Baterai di Indonesia Berkembang

Pemberian insentif dari pemerintah juga akan memberi dampak pada pengembangan industri ini, serta meningkatkan nilai keekonomian dalam suatu proyek.
Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars
Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah faktor dinilai menjadi kunci kesuksesan pengembangan electric vehicle (EV) dan baterai di Indonesia.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan bahwa dukungan regulasi, termasuk insentif akan menciptakan serta mendorong industri EV dan baterai untuk tumbuh.

Kemudian, pemberian insentif dari pemerintah juga akan memberi dampak pada pengembangan industri ini, serta meningkatkan nilai keekonomian dalam suatu proyek.

“Meningkatkan minat investor untuk masuk ke industri dalam negeri, tidak hanya BUMN, tapi juga swasta, kemudian kita berkolaborasi,” katanya saat webinar Minerba for Energy, Selasa (14/9/2021) malam.

Faktor selanjutnya adalah adanya investasi di industri EV, termasuk untuk memproduksi komponen pendukung di dalam negeri. Investasi tersebut pun mesti didukung dengan pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat serta adanya transfer pengetahuan.

“Sehingga kita bisa mandiri memproduksi itu dengan kaki tangan kita sendiri, karya anak bangsa,” tuturnya.

Faktor penting lainnya adalah perubahan pola pikir masyarakat untuk mendukung komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan kendaraan bebas emisi.

Sementara itu, berdasarkan riset Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukan bahwa penjualan mobil listrik baterai atau (battery electric vehicle/BEV) mengalami peningkatan, yakni 685 unit pada 2019 menjadi 1.108 unit pada 2020.

Selain itu, penjualan mobil hybrid electric vehicle (HEV) juga membukukan peningkatan penjualan dari 685 unit pada 2019 menjadi 1.108 unit setahun berselang.

Meski begitu, penjualan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) turun dari 20 unit pada 2019 menjadi 6 unit pada 2020.

Menurut riset tersebut, daya beli kendaraan masyarakat Indonesia masih berada di kisaran Rp300 juta, sedangkan harga kendaraan listrik masih di kisaran harga Rp450 juta ke atas. Kondisi ini membatasi jangkauan masyarakat untuk membeli kendaraan dengan baterai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper