Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Masih Lambat, China Tambah Stimulus untuk Bisnis Kecil

Aktivitas ekonomi yang masih melambat di China mendorong pemerintah memberikan dukungan pinjaman kepada bisnis kecil dan menengah sebagai dampak restriksi pandemi Covid-19.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan 2012 di Gedung Putih/ Bloomberg
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan 2012 di Gedung Putih/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China bakal menambah dukungan finansial kepada bisnis kecil dan menjanjikan penggunaan obligasi pemerintah setelah pelemahan ekonomi berlanjut.

Dilansir Bloomberg, Kamis (2/9/2021), Pemerintah China mengumumkan bahwa Bank Rakyat China akan menyediakan 300 miliar yuan (US$46,4 miliar) sebagai dana murah bagi perbankan sehingga mereka dapat menyalurkan pinjaman kepada pelaku usaha di level kecil dan menengah.

Strategi lainnya adalah dengan memberikan subsidi bunga kepada perusahaan yang terdampak dan mendorong peran obligasi khusus lokal untuk menggenjot investasi.

Ekonom memprediksi bank sentral akan memberikan dukungan lebih banyak dalam beberapa bulan ke depan, misalnya kembali memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank.

Survey Purchasing Managers’ Index (PMI) pada pekan ini menunjukkan pelemahan kinerja ekonomi yang melebihi ekspektasi pada Agustus seiring dengan restriksi yang diterapkan oleh pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

"Seiring pertumbuhan yang melambat, Beijing sepertinya semakin meningkatkan dukungan kebijakan. [Pembuat kebijakan] di satu sisi, akan semakin dovish [melunak]. Di sisi lain, terus membatasi sektor properti dan industri berpolusi tinggi," kata Lu Ting, kepala ekonom China di Nomura Holdings Inc di Hong Kong.

Kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan untuk menghadapi varian delta, ditambah dengan turunnya ekspor telah memukul ekonomi. Beijing telah memberi sinyal akan melonggarkan secara selektif kebijakan moneternya untuk mengimbangi perlambatan tersebut dalam beberapa pekan ke depan.

Pertemuan kabinet pada Rabu mengisyaratkan bahwa China masih ragu untuk memberikan stimulus besar saat ini sehingga lebih memilih cara yang lebih moderat atau disebut lintas-siklus.

"[Pertemuan Dewan Negara mengabaikan kebijakan agregat], agak berbeda dengan ekspektasi pasar," tulis Qu Hao, Kepala Ekonom di Jianghai Securities Co., dalam sebuah catatan.

Pada akhir Juni, outstanding pinjaman perusahaan kecil dan menengan yanhg dicatat bank mencapai 888 miliar yuan. Adapun, suku bunga yang ditawarkan mencapai 2,25 persen untuk dana satu tahun, lebih rendah dibandingkan dengan 2,95 persen untuk fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun yang lebih umum digunakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper