Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Industri Tekstil 65 Persen, Safeguard Garmen jadi Harapan

Industri berharap pada penerapan safeguard garmen untuk pertumbuhan kinerja pada sisa tahun ini.
Industri benang/Ilustrasi-Bisnis
Industri benang/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki kuartal III/2021, utilisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) semakin membaik.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan utilisasi industri berada di angka 65 persen pada awal kuartal III/2021. Dia memperkirakan utilisasi sepanjang kuartal tersebut dapat terkerek hingga 70 persen.

Redma pun berharap pada penerapan safeguard garmen untuk pertumbuhan kinerja pada sisa tahun ini.

"Kalau market lokal bisa diberikan untuk prioritas produk lokal, saya kira sih utilisasi bisa naik sampai 80 persen, pertumbuhan juga sudah bisa positif di kuartal III ini," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (2/9/2021).

Perlindungan pasar lokal dari serbuan impor juga merupakan konsekuensi dari lemahnya kinerja ekspor yang terdampak kelangkaan kontainer dan melonjaknya biaya pengiriman global. Menurutnya, permintaan ekspor selalu ada, tetapi kini terganjal kendala pengiriman.

"Kalau demand ekspor lumayan bagus, tetapi kontainer dan biaya shipment yang jadi masalah," ujarnya.

Dia juga mengatakan pemulihan pada tahun depan masih tidak pasti dan akan sangat bergantung pada kondisi pandemi. Jika pandemi terkendali, kelangkaan kontainer melonggar, dan biaya pengapalan menurun, kinerja industri tekstil bisa terdongkrak.

Redma juga menyambut baik insentif yang diluncurkan Kementerian Perindustrian berupa restrukturisasi peralatan pada industri penyempurnaan dan pencetakan kain. Menurutnya, insentif tersebut, dibarengi dengan perlindungan pasar domestik, dapat mendukung pertumbuhan yang positif.

Insentif tersebut berupa penggantian atau reimburse potongan harga senilai 10 persen dari total investasi mesin impor, atau 25 persen untuk peralatan produksi dalam negeri. Adapun alokasi anggaran yang tersedia pada 2021 adalah sebesar Rp3 miliar dengan target minimal enam perusahan. Target perusahaan akan diperbanyak jika anggaran bertambah.

"[Insentif] Itu akan sangat membantu, terutama untuk demand lokal. Karena ada bottleneck khususnya di dye and finishing, yang secara kapasitas harus diurai," ujarnya.

Program restrukturisasi mesin menyasar pada industri pencetakan kain yang merupakan bagian terlemah dalam struktur industri TPT, sekaligus memperkuat kapasitas produksi untuk mencapai target subtitusi impor 35 persen pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper