Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepeda Listrik Bisa Jadi Tren Baru, tapi Ada Syaratnya

Pengembangan sepeda listrik di Indonesia harus disiapkan dari sisi industri agar harganya mampu bersaing.
Sepeda Listrik Volta 202. /Volta Indonesia
Sepeda Listrik Volta 202. /Volta Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri sepeda menyebut tren penggunaan sepeda listrik akan berkembang jika sarana dan prasarana sudah memadai. Pasalnya, kunci minat bersepeda masyarakat adalah kenyamanan infrastruktur jalannya.

Ketua Forum Pengusaha Industri Sepeda Indonesia (Fopsindo) Eko Wibowo Utomo mengatakan saat ini pemain sepeda listrik masih didominasi oleh merek kelas atas. Sebagai gambaran, dari total impor sepeda sekitar 4 juta unit, hanya 10-20 persen yang merupakan sepeda listrik.

"Memang masih kecil sekarang tetapi kalau dari kesiapan produsen lokal itu sudah siap sekali tinggal pasarnya ada mereka lalu switching. Saya juga melihat keinginan besar dari Kementerian Perhubungan jadi harus ditambah dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah tentunya," kata Eko kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).

Sementara, Eko menambahkan dari kebijakan Kementerian Perindustrian juga telah mendukung pengembangan sepeda listrik dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN yang membuat bea masuk produk jadi sepeda listrik cukup tinggi atau 40 persen.

Padahal jika dibandingkan dengan impor sepeda konvensional jadi dari China hanya dikenakan 5 persen. Oleh karena itu, pengembangan sepeda listrik memang harus disiapkan secara industri di Indonesia agar harganya mampu bersaing.

"Sejauh ini pasar sepeda listrik adalah mereka yang ingin pindah dari sepeda biasa, seperti para orang tua yang takut lelah tapi masih ingin bersepeda atau ibu-ibu yang ingin tampil gaya di gunung dengan sepeda," ujarnya.

Adapun salah satu produsen sepeda listrik Selis, PT Gaya Sempurna Abadi Tbk. (SLIS) tahun ini menargetkan kenaikan penjualan 11,7 persen menjadi Rp460 miliar dari realisasi pada 2020 yang sebesar Rp411,79 miliar.

Meski dari sisi laba perseroan menyebut akan terjadi penurunan sebagai imbas dari ketidakpastian pandemi yang masih berlangsung saat ini.

Komisaris Independen Gaya Sempurna Abadi Hadi Avilla Tamzil menyebut strategi perseroan yakni dengan menargetkan penambahan 200 titik penjualan atau point of sales di seluruh Indonesia.

"Dengan realisasi hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai penambahan 50 titik. Kami menjalankan strategi memperluas titik-titik penjualan bisnis ke pelanggan dan bisnis ke pemerintah, dimana strategi bisnis ke pelanggan tahun ini targetnya 200 titik penjualan baru," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper