Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alternatif Pengelolaan Properti di Masa Pandemi, Coba Cara Ini

Knight Frank Indonesia memberikan alternatif cara untuk meningkatkan performa aset yang terkait dengan permintaan pasar, biaya, dan waktu yang lebih efisien.
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Knight Frank Global dalam publikasinya Prime Global Cities Index Q2 2021 merilis indeks harga residensial premium di 46 kota dunia di tengah pandemi pada kuartal II/2021.

Dalam publikasi itu rerata kenaikan harga residensial premium saat ini berkisar 8,2 persen yang merupakan nilai pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2008. Bahkan 13 kota di dunia mengalami pertumbuhan harga secara signifikan, dengan Toronto yang tertinggi di kisaran 27 persen.

Lalu bagaimana dengan pertumbuhan harga residensial premium di Jakarta?

Pertumbuhan harga residensial di Jakarta pada semester pertama 2021 menurun sekitar -0,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, Bangkok dan New York menduduki posisi terendah dengan pelemahan harga dikisaran -1 persen dan -6 persen.

Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan publikasi Knight Frank Asia Pacific Repurposing on The Radar menyebutkan bahwa sektor residensial di beberapa kota di dunia menjadi alternatif yang dituju dalam repurposing atau konversi penggunaan lahan.

Umumnya dilakukan atas penggunaan lahan perkantoran dan ritel yang beralih menjadi fungsi residensial ataupun logistik. Kedua fungsi tersebut dinilai memiliki capital value yang lebih menguntungkan saat ini.

Sebagai upaya dalam mencari alternatif untuk meningkatkan performa aset, beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai repurposing.

Repurposing adalah kesempatan yang dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu dimana keberlanjutan pertumbuhan harga diantara yang menjadi acuan. Kowloon, Kuala Lumpur, Osaka, Seoul, Shanghai, Singapura, dan Sydney telah mengaplikasikan repurposing di tengah pandemi. Namun pastikan untuk melakukan investigasi dan studi awal sebelum akhirnya memutuskan repurposing.

"Begitu juga kesempatan yang berasal dari permintaan pasar dan biaya dan waktu yang lebih efisien dalam mengoptimalkan nilai aset. Namun, pastinya ada hal yang harus diperhatikan sebagai tantangan," katanya.

Dia menilai perlu perhatikan kebijakan tata ruang dan zonasi yang ditetapkan pemerintah.

Selain itu juga mengenai perhitungan dan komparasi aliran dana dari fungsi penggunaan ruang yang berbeda beserta keterbatasan pemahaman pemilik aset dalam operasional fungsi ruang yang baru.

Sementara itu, ada 5 aspek yang diduga sebagai penyebab utama dalam adaptasi penggunaan lahan properti. Kelima aspek itu yakni pertama, sebagian besar occupier ditataran global menyatakan bahwa dampak pandemi akan dirasakan sampai jangkapanjang sehingga diperlukan peninjauan ulang strategi operasional properti.

"Perlu peninjauan ulang aset dan pengelolaan ritel sehubungan dengan disrupsi e-commerce yang demikian pesat di masa pandemi," ucapnya.

Tantangan lainnya yakni melemahnya sektor pariwisata sejak tahun lalu menyebabkan perlunya pengaturan ulang strategi untuk aset pelayanan atau hospitality, sehubungan dengan masih belum mampunya tren staycation menjawab tingkat keterisian ruang secara signifikan.

Selain itu, perlunya kesadaran dari para pemangkubkepentingan terkait faktor ESG (Enviroment, Social & Governance). Fakta dimana gedung bersertifikasi hijau menjadi pilihan utama dan memiliki tingkat transaksi hingga 20 persen lebih tinggi dibanding gedung konvensional sehingga gedungnon-ESG perlu mempertimbangkan penataan ulang, termasuk sebagai alternatif mixed use development.

"Peningkatan performa e-commerce, data center, dan health care berdampak positif terhadap sektor logistik dan industri di tengah melemahnya sub sektor lain," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper