Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Keluar dari Resesi, DPR: Pemerintah Harus Waspada

Anggota Komisi Keuangan DPR RI Anis Byarwati realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 tidak terlalu luar biasa. Dia justru meminta agar pemerintah waspada.
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia berhasil keluar dari zona resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 tercatat 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski begitu, pemerintah diminta tetap waspada. 

Anggota Komisi Keuangan DPR RI Anis Byarwati mengatakan indikator utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 karena ekspor Indonesia yang melonjak hingga 31 persen. Faktor lainnya, yaitu melonjaknya penjualan mobil hingga 758,68 persen dan sektor properti 20 persen imbas dari insentif pajak yang ditanggung pemerintah.

“Ini artinya, pemerintah perlu memperhatikan juga ketimpangan ekonomi yang semakin lebar di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, ragam insentif juga pertumbuhan saat ini dirasakan lebih banyak dinikmati masyarakat golongan menengah ke atas,” katanya, Rabu (11/8/2021).

Anis menjelaskan pertumbuhan ekonomi tumbuh karena indikator kuartal yang sama tahun lalu  mengalami kontraksi terdalam, yaitu minus 5,32 persen.

Oleh karena itu, dia menilai realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 tidak terlalu luar biasa.

"Pemerintah sebaiknya tetap waspada. Tantangan sebenarnya ada pada kuartal III/2021 karena ada lonjakan Covid-19 dan pembatasan mobilitas. Tentu efeknya ekonomi bakal sangat terasa," jelasnya. 

Di sisi lain, dia mengatakan realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga kuartal II/2021 justru baru terserap 34 persen. Sasaran untuk masyarakat pun, berdasarkan catatan Anis, belum banyak perbaikan dari tahun lalu.

“Demikian pula untuk vaksinasi ditargetkan 180 juta orang, tapi total vaksinasi kedua baru mencapai 18 jutaan jiwa,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper