Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembalian Pesawat ke Lessor Jadi Solusi Terbaik Saat Ini

Solusi itu juga dilakukan untuk menjaga kredibilitas Garuda dan Lion di mata lessor dan kreditur, karena bisa mengurangi liabilitas dalam neraca keuangan.
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembalian pesawat kepada pihak lessor oleh PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan Lion Air Group dinilai menjadi solusi terbaik atau win-win solution saat pandemi Covid-19 untuk meringankan beban finansial dan menjaga keberlanjutan hubungan ke depannya.

Pemerhati penerbangan Alvin Lie menuturkan bahwa pesawat yang sudah dikembalikan oleh para maskapai nasional tersebut kepada para lessor adalah yang sudah lama diparkir sejak awal pandemi.

Bahkan, Alvin memperjelas, statusnya kemungkinan sudah menunggak pembayaran sewa atau overdue.

Kondisi tersebut, terangnya, jelas memberatkan bagi maskapai untuk terus membayar sewa pesawat, sedangkan mayoritas armadanya sudah tidak lagi produktif dan hanya terparkir di bandara.

Oleh karena itu, Alvin berpendapat, solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak saat ini adalah mencapai kesepakatan dalam negosiasi dan pengembalian pesawat.

“Pengembalian pesawat tersebut merupakan solusi terbaik untuk penyelesaian di luar pengadilan. Sekaligus untuk menjaga kemungkinan kelanjutan kerja sama pada masa mendatang,” ujarnya, Senin (9/8/2021).

Tak hanya itu, lanjutnya, solusi itu juga dilakukan untuk menjaga kredibilitas Garuda dan Lion di mata lessor dan kreditur, karena bisa mengurangi liabilitas dalam neraca keuangan.

Alvin memaparkan, saat ini semua maskapai berupaya mengurangi beban biaya tetap dengan berfokus kepada produktivitas operasi.

Kemudian juga merampingkan rute dan frekuensi penerbangan dan pengurangan pekerja. Bahkan maskapai telah menutup kantor penjualan dan beralih ke sistem online. Hingga yang paling optimal adalah menggenjot penghasilan dari kargo dan sumber-sumber lainnya.

Walau demikian, dengan sejumlah upaya yang telah dilakukan, Alvin menyebut, maskapai masih merugi. Apalagi, dengan kondisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mewajibkan penumpang pesawat untuk tes PCR/swab.

“Maskapai tidak punya pilihan lain. Saat ini yang penting bertahan hidup dulu dengan harapan pandemi cepat berlalu. Minimal hingga peraturan PPKM berlalu,” imbuhnya.

Maskapai juga telah bersikap rasional dengan memangkas jumlah pesawatnya yang tidak lagi produktif seperti sebelum pandemi. Sebab, bagi beberapa maskapai tahun ini juga sudah menjelang nafas penghabisan.

“Memang harus bikin prioritas juga. Mana dulu yang terjadi. Pandemi berakhir atau kehidupan [maskapai] yang berakhir,” tekannya.

Seperti diketahui, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) melaporkan telah memangkas jumlah pesawat yang beroperasi menjadi 53 pesawat. Selain itu juga telah dilakukan pemangkasan dari total 142 pesawat menjadi 70 pesawat akibat berkurangnya tingkat permintaan selama pandemi Covid-19.

Dalam laporannya kepada manajemen Bursa Efek pada Juni 2021 lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan upaya negosiasi dengan lessor untuk pesawat dengan status dikandangkan atau grounded.

Pendekatan yang ditempuh adalah untuk kembali dapat mengoperasikan atau melakukan pengembalian pesawat sebelum jatuh tempo atau early termination.

Penggunaan jumlah pesawat selama masa pandemi juga disesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan layanan penerbangan, khususnya berkaitan dengan diberlakukannya beberapa kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat, antara lain melalui penyesuaian/pengurangan frekuensi penerbangan hingga optimalisasi penggunaan armada untuk rute padat penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper