Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hore! Target Jokowi Terlampaui, Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen di Kuartal II/2021

Realisasi ini sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan ekonomi tumbuh di kisaran 7 persen. 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono pada rilis data Indeks Harga Konsumen Juni 2021, Kamis (7/1/2021)/ BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono pada rilis data Indeks Harga Konsumen Juni 2021, Kamis (7/1/2021)/ BPS

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah empat kuartal berturut-turut, ekonomi Indonesia akhirnya keluar dari jurang resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen kuartal II/2021, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Realisasi ini sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan ekonomi tumbuh di kisaran 7 persen. 

Di tengah rekok harian Covid-19 yang sempat melonjak tajam, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 akan mencapai 7 persen, naik dari minus 0,74 persen di kuartal I/2021.

"Di kuartal kedua, kita optimis insyaallah tumbuh kurang lebih 7 persen," kata Jokowi dalam Munas Kadin beberapa waktu lalu (30/6/2021).

Pemerintah sebenarnya memasang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 6,9 persen hingga 7,8 persen.

Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dirinya yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh di batas bawah dari kisaran itu.

“Apabila PDB harga konstan kita [pada kuartal II/2021] sama dengan di triwulan I/2021, maka dia sudah melompat 5,62 persen. Oleh karena itu, pemerintah confident angka 6,9 persen atau 7 persen bisa tercapai di triwulan II/2021,” jelasnya.

Tampaknya harapan tersebut terwujud, ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 melesat dan meninggalkan jurang resesi. Bahkan, angkanya sedikit melebihi ekspektasi, yakni sebesar 7,07 persen. 

Lebih lanjut, Kepala BPS Margo Yuwono menegaskan pertumbuhan yang cukup tinggi ini merupakan efek dari pemulihan ekonomi setelah empat kuartal sebelumnya mencataT kontraksi. Selain itu, BPS melihat adanya faktor low base dari pertumbuhan ekonomi yang minus tahun lalu.

"Selain ada pemulihan ekonomi, ada pula faktor low base di tahun lalu atau turun cukup tajam di 2020," ujar Margo.

Adapun bila dibandingkan secara kuartalan maupun tahunan, pertumbuhan kuartal kedua tahun ini lebih tinggi dari minus 0,74 persen pada kuartal I/2021 dan minus 5,32 persen pada kuartal II/2020. Sementara secara akumulatif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1 persen pada semester I/2021.

Sementara itu, BPS juga mencatat realisasi pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor yang meningkat sebesar 10,36 persen dari kuartal I/2021 dan tumbuh 55,89 persen dari kuartal II/2020.

BPS juga menyampaikan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp2.772,8 triliun pada kuartal II/2021. Sementara itu, PDB Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp4.175,8 triliun pada kuartal II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper