Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Naik, Kinerja Champion Pacific (IGAR) Terganjal HET Obat

Saat ini, 85 persen kapasitas pabrik IGAR digunakan untuk memenuhi kebutuhan farmasi.
Pedagang Pasar Pramuka memperlihatkan kardus kemasan obat Dexamethasone, Kamis (18/6/2020)./AntaraAndi Firdaus
Pedagang Pasar Pramuka memperlihatkan kardus kemasan obat Dexamethasone, Kamis (18/6/2020)./AntaraAndi Firdaus

Bisnis.com, JAKARTA — PT Champion Pacific Indonesia Tbk. (IGAR) menyebut saat ini permintaan kemasan khususnya untuk obat penanganan Covid-19 termasuk vitamin di dalamnya tengah melambung.

Kendati tak merinci, tetapi Bisnis mencatat sejumlah produsen obat saat ini memang tengah meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan masyarakat.

Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia pun pernah menyebut kenaikan permintaan obat dan vitamin dalam gelombang kedua Covid-19 sudah mencapai lima kali lipat dari kondisi sebelumnya.

Presiden Direktur Champion Pacific Indonesia Antonius Muhartoyo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan produsen obat tersebut perseroan bahkan harus melemburkan karyawan. Namun, dia menekankan hal itu tidak serta merta akan mampu mendorong tercapainya target perseroan tahun ini.

Tahun ini, emiten dengan sandi saham IGAR ini mematok target pertumbuhan 10,24 persen dengan total penjualan mencapai Rp819 miliar.

"Growth itu diharapkan bisa tercapai bila harga naik ya, tetapi Pemerintah sudah menerapkan HET obat sehingga harga kemasannya juga tidak bisa naik," katanya kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021).

Padahal Antonius menyebut bahan baku kemasan saat ini sudah mengalami peningkatan. Alhasil, harga jual belum dapat ditingkatkan guna mengimbangi harga obat yang telah memiliki ketentuan harga bahkan penurunan harga.

Meski demikian, Antonius memastikan perseroan akan tetap mendukung upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 saat ini agar segera tuntas. Oleh karena itu, bagi IGAR saat ini target kinerja bukan hal yang utama dalam kondisi mencekam saat ini.

Pada sisi lain, menurut Antonius permintaan kemasan yang saat ini juga sedang naik adalah sektor pertanian.

Adapun saat ini, 85 persen kapasitas pabrik IGAR digunakan untuk memenuhi kebutuhan farmasi. Sisanya menurut Antonius masih terus direncanakan untuk ekspansi kemasan ke berbagai sektor yang mampu menunjang kinerja perseroan.

"Kami akan terus gunakan kapasitas sesuai kebutuhan secara total saat ini baru terpakai 90 persen dengan 85 persen untuk farmasi. Produksi kami juga relatif lancar tidak ada kendala bahan baku atau yang lainnya," ujar Antonius.

Sebagai gambaran, pada tiga bulan pertama tahun ini perseroan telah meraup peningkatan pendapatan 9,01 persen menjadi Rp205,91 dari periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper