Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kinerja Maskapai Lesu, Hotel-hotel di Destinasi Wisata Ini Terpuruk

Secara nasional, tingkat okupansi hotel pada Juni 2021 adalah 38,55 persen.
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10/2018). /Antara-Indrianto Eko Suwarso
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10/2018). /Antara-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Dampak negatif yang dirasakan oleh sektor perhotelan sebagai implikasi langsung dari kian lesunya kinerja perusahaan maskapai penerbangan cukup parah. Terutama terhadap hotel-hotel yang beroperasi di destinasi wisata lintas pulau seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan tingkat okupansi hotel-hotel yang berlokasi di sekitar destinasi wisata lintas pulau sangat sejalan dengan kondisi yang dialami oleh perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan.

"Hotel-hotel di daerah itu berharap dari transpotasi udara yang merupakan indikator utama dari okupansi hotel. Ada perbedaan situasi antara destinasi yang bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi dan yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan pesawat," ujar Maulana, Selasa (3/8/2021).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat okupansi hotel di provinsi destinasi wisata lintas pulau dari Pulau Jawa, seperti Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan Bali adalah yang paling rendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya.

Pada Juni 2021, BPS mencatat tingkat okupansi hotel klasifikasi bintang di Kepulauan Riau hanya 23,03 persen, Kepulauan Bangka Belitung 23,92, dan Bali dengan kondisi terparah hanya 16,68 persen. Secara nasional, tingkat okupansi hotel pada Juni 2021 adalah 38,55 persen.

Namun, okupansi hotel di destinasi wisata yang berjarak relatif dekat dan memungkinkan untuk diakses melalui jalur darat tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan tren kunjungan wisata untuk destinasi dari pengggunaan pesawat ke kendaraan pribadi, terutama di Pulau Jawa.

Adapun, tingkat okupansi hotel di sejumlah destinasi, seperti DI Yogyakarta, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Timur, dan DKI Jakarta tercatat cukup tinggi dibandingkan dengan sejumlah destinasi lainnya.

BPS mencatat okupansi hotel klasifikasi bintang pada Juni 2021 di DI Yogyakarta sebanyak 45,73 persen, Sumatra Selatan 53,42 persen, Lampung 49,65 persen, Jawa Timur 44,16, dan DKI Jakarta 51,90 persen.

"Selama pandemi, reservasi hotel di daerah tersebut di platform OTA meningkat karena tren perjalanan wisata banyak berubah dari menggunakan pesawat ke kendaraan pribadi. Namun, itu hanya terjadi di Pulau Jawa dan beberapa provinsi di Sumatra yang punya banyak akomodasi transportasi," kata Maulana.

Selain itu, minat pengunjung bisa dikatakan masih ada karena persediaan hotel saat ini lebih banyak dibandingkan dengan permintaan sehingga tidak sulit bagi wisatawan untuk mendapatkan akomodasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper