Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong penguatan kerja sama Indonesia dan Filipina dalam bidang perdagangan digital.
Peluang ekonomi digital harus dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat melalui perdagangan adil sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi berbagai pihak, khususnya di masa pandemi Covid-19.
“Ekonomi digital merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Untuk itu, setiap negara harus mampu memanfaatkan peluang ini dan memastikan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya, dikutip dari keterangan resminya, Senin (27/7/2021).
Ia menyampaikan pendapatan domestik bruto Indonesia diprediksi meningkat tiga kali lipat pada 2030, dari US$1,1 triliun menjadi US$2,8 triliun.
Selain itu, pandemi Covid-19 membawa keuntungan bagi dunia perdagangan digital. “Ekonomi digital akan tumbuh secara signifikan, dari sekitar US$40 miliar menjadi US$323 miliar,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Ramon Lopez mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu mitra dagang potensial bagi Filipina.
Kerja sama kedua negara dalam bidang ekonomi digital harus ditingkatkan, khususnya dalam meningkatkan fasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kerja sama kedua negara, khususnya ekonomi digital harus diperkuat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi. Sehingga dapat menciptakan masa depan bersama yang lebih baik bagi masyarakat kedua negara,” katanya.
Indonesia perlu optimistis melakukan perdagangan daring dengan Filipina mengingat saat ini neraca perdagangan naik signifikan.
Pada periode Januari—Mei 2021, total perdagangan Indonesia dan Filipina tercatat sebesar US$3,66 miliar atau naik 52,50 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,44 miliar.
Pada periode tersebut total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$3,15 miliar sedangkan total impor Indonesia dari Filipina tercatat sebesar US$ 510 juta sehingga Indonesia surplus US$2,64 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan, dan minyak kelapa sawit.
Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina adalah tembaga dimurnikan, polimer dari propilena, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, mesin cetak, serta ketel uap air.