Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dijegal Beijing, Antrean Listing Perusahaan China di AS Menyusut

Ada sekitar 70 perusahaan swasta lainnya yang berbasis di Hong Kong dan China yang akan go public di New York, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Tindakan keras Beijing terhadap upaya penawaran umum perdana di bursa Amerika Serikat oleh perusahaan-perusahaan China telah memangkas antrean yang sedang berkembang.

Sebuah perusahaan data medis, aplikasi kebugaran, dan platform e-commerce, dalam seminggu terakhir telah menunda rencana untuk go public di AS, karena Beijing menindak perusahaan teknologi yang terdaftar di Amerika Serikat. Ada sekitar 70 perusahaan swasta lainnya yang berbasis di Hong Kong dan China yang akan go public di New York, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Pengawasan yang diperluas oleh Beijing pada IPO di AS oleh perusahaan-perusahaannya akan menutup pasar yang dalam dan likuid bagi banyak perusahaan China.

Perusahaan-perusahaan besar juga telah terpengaruh, seperti ByteDance Ltd. yang bekerja untuk memastikan pihaknya mematuhi persyaratan keamanan data sebelum go public setelah pertemuan dengan pejabat pemerintah China mengenai masalah ini awal tahun ini, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Perusahaan belum menghapuskan rencana IPO dan belum memutuskan waktu tertentu, kata sumber itu. Sebelumnya ByteDance dilaporkan telah menunda niatnya untuk go public tanpa batas waktu.

“Perkembangan terbaru mengenai listing di luar negeri atau risiko keamanan data terkait telah menempatkan risiko penurunan pada sektor teknologi China,” kata Mathieu Racheter, kepala strategi ekuitas di Julius Baer Group Ltd. di Zurich, dilansir Bloomberg, Selasa (13/7/2021).

Sepanjang tahun ini, 37 perusahaan China telah terdaftar di AS, mengumpulkan sekitar US$ 13 miliar secara keseluruhan. Itu adalah rekor tertinggi untuk periode year-to-date dan hampir melebihi penghitungan setahun penuh pDa 2020.

Pekan lalu, perusahaan data medis LinkDoc Technology Ltd. menarik saham New York yang bisa mengumpulkan sebanyak US$211 juta. Itu terjadi tepat setelah Beijing mengatakan bahwa aturan untuk listing di luar negeri akan direvisi dan perusahaan publik bertanggung jawab untuk menjaga keamanan data mereka.

Pembatasan ini datang ketika pihak berwenang memerintahkan toko virtual menghapus aplikasi raksasa ride-hailing yang baru-baru ini terdaftar, Didi Global Inc. beberapa hari setelah listing di AS.

Tindakan itu menahan kemampuan perusahaan teknologi itu untuk meningkatkan modal melalui struktur entitas minat variabel, yang telah memungkinkan perusahaan China di industri sensitif seperti Didi dan Alibaba Group Holding Ltd. melampaui batasan kepemilikan asing.

LinkDoc bukan satu-satunya kesepakatan yang ditunda. Aplikasi kebugaran China yang didukung SoftBank Group Corp, Keep, memilih untuk tidak melanjutkan pengajuannya di AS, dan startup e-commerce Meicai juga menunda peluncurannya.

Selain ByteDance, langkah listing di AS lain yang diawasi ketat adalah Lalamove, yang dikenal sebagai Huolala di China. Perusahaan pengiriman berbasis di Hong Kong yang didukung oleh Tiger Global itu telah mengajukan secara rahasia untuk IPO di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper