Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Popok Oto Bakal Rilis Ulang Produk Lama

Oto menyebut saat ini secara pangsa pasar nasional, perseroan telah menjadi terbesar ketiga secara omzet.
Pelanggan yang tengah membeli Popok Oto. /Istimewa
Pelanggan yang tengah membeli Popok Oto. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen popok dewasa, PT Rejeki Putra Putri Eliman menyebut rencana ekspansi peningkatan kapasitas saat ini belum akan dilakukan untuk merilis produk baru.

CEO PT Rejeki Putra Putri Eliman Oto Gunasis mengatakan kendati pada masa pandemi perseroan masih melakukan penambahan karyawan hal itu dikarenakan peningkatan produk yang terjadi baik di dalam negeri maupun ekspor.

Sementara, perseroan akan lebih memilih merilis kembali produk yang sudah ada saat ini. Produk itu berupa insert pads atau lapisan penyerap isi ulang popok yang 10 tahun silam pernah diluncurkan di Indonesia.

"Waktu itu pasar kurang bagus jadi sekarang hanya diproduksi untuk Korea, mungkin tahun ini atau tahun depan kami coba rilis kembali," katanya kepada Bisnis, Senin (28/6/2021).

Oto menyebut saat ini secara pangsa pasar nasional, perseroan telah menjadi terbesar ketiga secara omzet. Dia mengatakan posisi pertama saat ini diisi oleh produsen popok asal Jepang dan kedua Amerika Serikat.

Dengan fokus produksi pada hanya pada popok dewasa dan produk medis saat ini perseroan pun masih berharap dapat selalu menjadi pilihan masyarakat.

"Meski begitu kami sejak tahun lalu juga merilis varian baru seperti masker dan pembalut celana wanita dua tahun lalu," ujar Oto.

Sisi lain, dia mengharapkan pemangku kebijakan terkait saat ini bisa bekerjasama menjaga kegiatan manufaktur yang sedang memasuki fase pemulihan saat ini.

Oto pun mengapresiasi sejumlah insentif pajak yang digelontorkan pemerintah dan program vaksinasi yang kini sudah menyasar karyawan pabriknya. Sayangnya, dia menyebut dalam dua bulan ini ada laporan terkait kenaikan harga listrik hingga belasan persen.

"Saya juga kaget dapat laporan harga listrik naik di kondisi saat ini di mana sales yang meningkat belum mendorong peningkatan margin karena berbagai persoalan bahan baku hingga pengapalan," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper