Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos IBC Beberkan Rencana Jangka Pendek Holding Baterai

IBC bersama mitra konsorsium, yakni LG Group dari Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China, akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Ilustrasi - Kawasan industri di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan Maluku Utara, akan memproduksi baterai mobil listrik, sedang memasuki tahap konstruksi akhir. ANTARA/Abdul Fatah.
Ilustrasi - Kawasan industri di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan Maluku Utara, akan memproduksi baterai mobil listrik, sedang memasuki tahap konstruksi akhir. ANTARA/Abdul Fatah.

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan sejumlah rencana bisnis jangka pendek holding baterai.

Dia mengatakan bahwa yang menjadi prioritas holding dalam jangka pendek ini adalah mengembangkan baterai untuk energy storage system (ESS). ESS ini merupakan sistem penyimpanan energi yang digunakan untuk menopang keandalan suplai energi yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT).

"Ada beberapa hal yang menjadi short term priority bagi IBC. Pertama, baterai untuk ESS. Jadi kami kerja sama dengan PLN karena PLN salah satu pemegang saham dan di sini kami bagaimana caranya efisienkan supply dari ESS untuk keperluan PLN," ujar Toto dalam sebuah webinar, Kamis (24/6/2021).

Kemudian, IBC juga fokus untuk mengamankan pasokan dan mengembangkan rakitan paket baterai untuk kendaraan listrik roda dua, menjalin kemitraan dengan pabrikan kendaraan listrik roda dua, serta mengembangkan infrastruktur pengisian dayanya.

"Kami, antara Pertamina, Gojek, dan IBC, melakukan pilot plan untuk infrastruktur charging EV terkait 2 wheels yang konsepnya battery swapping [penukaran baterai]. Baterai disiapkan di SPBU Pertamina dan kami siapkan di daerah strategis sehingga pengemudi Gojek tidak harus nunggu isi daya, tinggal tukar. Kemungkinan ini bisa kami lakukan di Jakarta dan Bali," katanya.

Selain itu, pengembangan pabrik recycling atau daur ulang untuk sel baterai juga menjadi prioritas jangka pendek IBC. Menurut Toto, pengembangan daur ulang baterai ini sangat penting untuk memungkinkan adanya keberlanjutan dari industri baterai yang akan dikembangkan di dalam negeri.

"Dengan recycle, baterai bisa didaur ulang, kami ambil lagi mineralnya dan masuk lagi ke proses pembuatan baterai," katanya.

Adapun, IBC bersama mitra konsorsium, yakni LG Group dari Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China, akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir. IBC dan mitra tersebut nantinya akan membentuk joint venture (JV) di setiap rantai nilai industri baterai.

"Kami sekarang joint study untuk memastikan masing-masing JV dan setelah itu kami lakukan project development dan investment," kata Toto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper