Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Microsoft Capai Valuasi US$2 Triliun, Kini Sekelas dengan Apple

Saham Microsoft telah naik 19 persen sepanjang tahun ini, mengungguli Apple dan Amazon.com Inc., karena investor menumpuk saham dengan ekspektasi pertumbuhan jangka panjang dan ekspansi di bidang-bidang seperti mesin pembelajaran dan komputasi awan.
Satya Nadella, CEO Microsoft. /Reuters
Satya Nadella, CEO Microsoft. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft Corp. mencatatkan diri sebagai perusahaan publik Amerika Serikat kedua yang mencapai nilai pasar US$2 triliun, didukung oleh dominasinya pada komputasi awan dan perangkat lunak.

Sejak mengambil alih kendali pada tahun 2014, Chief Executive Officer Satya Nadella telah mengubah perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington itu menjadi penjual perangkat lunak komputasi awan terbesar, termasuk infrastruktur dan unit awan aplikasi Office.

Microsoft juga merupakan satu-satunya perusahaan teknologi AS terbesar yang sejauh ini menghindari gelombang pengawasan baru-baru ini dari regulator antimonopoli Amerika yang semakin aktif, memberikannya kebebasan dalam akuisisi dan ekspansi produk.

Saham Microsoft telah naik 19 persen sepanjang tahun ini, mengungguli Apple dan Amazon.com Inc., karena investor menumpuk saham dengan ekspektasi pertumbuhan jangka panjang dan ekspansi di bidang-bidang seperti mesin pembelajaran dan komputasi awan.

Hasil kuartal ketiga perusahaan, yang dirilis pada akhir April, melampaui ekspektasi dan menunjukkan pertumbuhan yang kuat di seluruh segmen bisnisnya.

Indeks Nasdaq 100 yang padat teknologi mengungguli Indeks S&P 500 pada Selasa (22/6/2021) setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali pandangannya bahwa inflasi akan berumur pendek. Kedua tolok ukur memperpanjang kenaikan setelah komentar Powell dengan Nasdaq 100 ditutup naik 0,9 persen dan S&P 500 naik 0,5 persen.

"Microsoft memiliki banyak tangan dan melakukan semuanya dengan baik, game, cloud, otomatisasi, analitik, AI,” kata Hilary Frisch, analis riset senior di Clearbridge Investments, dilansir Bloomberg, Rabu (23/6/2021).

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, lebih dari 90 persen analis merekomendasikan untuk membeli Microsoft. Target harga rata-rata menunjukkan kenaikan sekitar 11 persen dari level saat ini.

Bisnis komputasi awan Microsoft telah menjadi kekuatan utama di balik kemajuan ini. Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, bisnis Intelligent Cloud menyumbang 33,8 persen dari pendapatan Microsoft 2020, menjadikannya yang terbesar dari tiga segmen utama untuk pertama kalinya, dan naik dari 31 persen pada 2019.

Divisi ini menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24 persen tahun lalu, dibandingkan dengan pertumbuhan 13 persen dalam Productivity and Business Processes, dan pertumbuhan 6 persen dari unit More Personal Computing.

Langkah strategis Nadella telah menempatkan Microsoft pada posisi untuk mengambil keuntungan dari tren bisnis yang muncul selama pandemi global. Penguncian dan pekerjaan jarak jauh mempercepat peralihan ke perangkat lunak konferensi video dan mendorong klien untuk mempercepat modernisasi jaringan perangkat lunak dan aplikasi terkait cloud.

Saat pekerja kembali ke kantor, Microsoft telah mencoba untuk mendorong ide-ide baru untuk mengelola pertemuan yang sebagian diikuti oleh peserta jarak jauh dan tatap muka langsung.

"Apa yang mungkin kurang dihargai adalah bagaimana selama 15 tahun terakhir Microsoft telah memperluas pangsa dompet TI melalui perluasan ke area produk baru dan mengambil pangsa pasar," tulis para analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper