Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Jepang Berekspansi, Jasa Menyusut

Ekspor yang kuat telah mendukung produsen Jepang dan membantu ekonomi mengimbangi kelemahan domestik selama perpanjangan darurat berulang untuk memadamkan virus di Tokyo dan pusat ekonomi lainnya.
Ilustrasi kapal Mitsui E&S Shipbuilding. Uji coba melabuhkan kapal besar di dermaga secara otomatis ini merupakan yang pertama kalinya di dunia. /Mitsui E&S Shipbuilding
Ilustrasi kapal Mitsui E&S Shipbuilding. Uji coba melabuhkan kapal besar di dermaga secara otomatis ini merupakan yang pertama kalinya di dunia. /Mitsui E&S Shipbuilding

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas manufaktur Jepang berkembang untuk bulan kelima pada Juni sementara jasa terus menyusut di tengah langkah-langkah untuk menahan virus corona.

Indeks manajer pembelian (PMI) yang dilansir au Jibun Bank Jepang untuk aktivitas di sektor manufaktur turun 1,5 poin menjadi 51,5, sementara ukuran aktivitas sektor jasa naik 0,7 poin menjadi 47,2. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi sedangkan angka di bawah menandakan kontraksi.

Meski bulan ini membaik, PMI jasa menunjukkan aktivitas yang menyusut setiap bulannya sejak Februari 2020. Ekspor yang kuat telah mendukung produsen Jepang dan membantu ekonomi mengimbangi kelemahan domestik selama perpanjangan darurat berulang untuk memadamkan virus di Tokyo dan pusat ekonomi lainnya.

Aktivitas jasa dapat terus meningkat karena keadaan darurat terbaru telah dicabut di mana-mana dan upaya vaksinasi negara itu semakin cepat.

“Bisnis swasta optimis bahwa kondisi bisnis akan membaik di tahun depan,” kata Usamah Bhatti, ekonom di IHS Markit, yang menyusun survei tersebut,.dilansir Bloomberg, Rabu (23/6/2021).

Dia melanjutkan bahwa sentimen positif berasal dari ekspektasi bahwa percepatan program vaksinasi akan berkontribusi pada pelonggaran pembatasan dan memicu pemulihan berbasis luas.

Saat ini beberapa pembatasan bisnis tetap berlaku untuk mencegah penyebaran virus ketika Jepang bersiap untuk mengadakan Olimpiade musim panas Tokyo bulan depan.

Pertandingan tersebut kemungkinan akan memberikan dorongan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada yang seharusnya karena penonton dari luar negeri akan dilarang mengikuti acara dan jumlah penggemar domestik juga telah dibatasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper