Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendala Logistik, Biden Tunda Target Donasi Vaksin

Ada rintangan logistik dan jutaan dosis yang diproduksi oleh AstraZeneca Plc masih dalam tinjauan keamanan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunda pelaksanaan donasi vaksin virus Corona dari yang awalnya akan didistribusikan bulan ini menjadi Juli atau setelahnya.

Dia mengatakan ada rintangan logistik dan jutaan dosis yang diproduksi oleh AstraZeneca Plc masih dalam tinjauan keamanan.

Gedung Putih Biden mengumumkan daftar negara yang akan menerima 55 juta dosis, setelah sebelumnya merinci tahap pertama sebesar 25 juta. Secara total, tiga perempat dari 80 juta akan dikirim melalui Covax, upaya pengadaan vaksin yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pemerintahan Biden-Harris berkomitmen untuk bekerja dengan produsen vaksin AS untuk memproduksi lebih banyak dosis vaksin untuk dibagikan kepada dunia,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, dilansir Bloomberg, Selasa (22/6/2021).

Dia mengatakan pengiriman telah tertunda oleh sejumlah masalah logistik di luar negeri, termasuk memastikan negara-negara yang menerima vaksin memiliki persediaan yang cukup untuk mengelolanya, seperti jarum dan bantalan alkohol.

"Apa yang kami temukan sebagai tantangan terbesar sebenarnya bukanlah pasokan. Ini adalah tantangan logistik yang sangat besar," kata Psaki.

Pengumuman Gedung Putih tidak menyebutkan produsen mana yang akan menyuplai 55 juta dosis vaksin itu. Psaki hanya menyebut hal itu akan diumumkan lebih lanjut karena pemerintah bekerja melalui parameter logistik, peraturan, dan hal lainnya, khusus untuk setiap wilayah dan negara.

Dua minggu yang lalu, pemerintah AS juga mengatakan mereka mengharapkan AstraZeneca untuk memperhitungkan sisa 55 juta dosis yang disumbangkan bulan ini.

Penundaan tersebut sebagian disebabkan oleh stok 60 juta dosis AstraZeneca yang dia rencanakan untuk disumbangkan, dan itu dimaksudkan untuk memenuhi sebagian besar dari 80 juta dan mulai dikirimkan pada Mei. Namun, vaksin-vaksin itu tetap dalam tinjauan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS.

Dari 55 juta, sekitar 41 juta akan masuk ke Covax, termasuk Sekitar 14 juta untuk Amerika Latin, termasuk Brasil, Argentina, Kolombia, Guatemala, El Salvador, dan Honduras. Selain itu, sekitar 16 juta untuk Asia, termasuk India, Pakistan, Afghanistan, Taiwan, Filipina, dan Vietnam.

Adapun kira-kira 10 juta untuk Afrika, pergi ke negara-negara yang akan dipilih dalam koordinasi dengan Uni Afrika. Sisanya, 14 juta akan dikirim secara bilateral, termasuk ke beberapa negara yang sama. Penerima lainnya akan mencakup Ukraina, Afrika Selatan, Nigeria, Kenya, Ghana, Mesir, Irak, dan West Bank.

Vaksin sebanyak 80 juta dosis adalah sumbangan besar pertama AS secara internasional, setelah 4,2 juta dosis dipinjamkan ke Meksiko dan Kanada awal tahun ini. Meksiko dan Kanada tidak terdaftar di antara penerima 55 juta yang dialokasikan.

"Kami akan bergerak secepat mungkin, sambil mematuhi persyaratan peraturan dan hukum AS dan negara tuan rumah, untuk memfasilitasi pengangkutan vaksin yang aman dan terjamin melintasi perbatasan internasional,” kata pernyataan Gedung Putih.

Pengiriman akan dimulai segera setelah negara-negara siap menerima dosis dan setelah Gedung Putih menyelesaikan logistik yang kompleks, kata seorang pejabat Gedung Putih.

Biden awalnya mengumumkan bahwa dia akan menyumbangkan 60 juta dosis AstraZeneca, dan kemudian menambahkan 20 juta dosis vaksin yang telah diizinkan untuk digunakan di AS - campuran suntikan dari Pfizer Inc., Moderna Inc. dan Johnson & Johnson. Pada Mei, dia mengatakan AS akan mengirim 80 juta dosis ke luar negeri pada akhir Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper