Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan China Belum Seimbang, Bank Sentral Harus Suntik Likuiditas

PBOC diperkirakan akan menyuntikkan likuiditas ke pasar antarbank pada bulan depan untuk mengurangi tekanan kenaikan suku bunga karena pemulihan ekonomi masih belum seimbang.
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi China yang belum seimbang karena sebagian besar didorong oleh permintaan eksternal akan mendorong People's Bank of China (PBOC) menahan normalisasi kebijakan.

Sejauh ini, permintaan domestik belum pulih dengan penjualan ritel meleset dari perkiraan pada Mei, tumbuh 12,4 persen dibandingkan dengan proyeksi ekonom 14 persen.

"Pembuat kebijakan akan lebih berhati-hati dengan laju normalisasi kebijakan," kata Ding Shuang, kepala ekonom untuk Greater China di Standard Chartered Plc, dilansir Bloomberg, Rabu (16/6/2021).

Dia memperkirakan PBOC akan menyuntikkan likuiditas ke pasar antarbank pada bulan depan untuk mengurangi tekanan kenaikan suku bunga karena pemulihan ekonomi masih belum seimbang. Perlambatan pertumbuhan kredit juga kemungkinan mencapai puncaknya pada Mei.

Namun, meski pertumbuhan kredit melambat, pinjaman bank secara tak terduga naik, sebuah tren yang menurut para analis dapat mulai membebani aktivitas di paruh kedua tahun ini.

Ekonom Bloomberg David Qu mengatakan aktivitas China pada Mei tidak selemah yang ditunjukkan oleh pembacaan year-on-year. Angka-angka tersebut seluruhnya memang berada di bawah ekspektasi. Namun, dibandingkan dengan April, tingkat pertumbuhan majemuk dua tahun untuk investasi aset tetap dan penjualan ritel meningkat.

"Laju produksi melambat, membawa pesan bahwa ekonomi telah melewati tahap pemulihan yang cepat," katanya.

Perdagangan saham China ditutup tepat saat data dirilis. Indeks CSI 300 turun 1,7 persen, terbesar dalam dua bulan, dengan sektor perawatan kesehatan, teknologi informasi, dan material terkoreksi 3 persen.

Juru bicara Biro Statistik Nasional (NBS) China Fu Linghui mengatakan bahwa pertumbuhan masih tidak seimbang. Meskipun lapangan kerja meningkat, lulusan baru masih mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan dan bisnis menghadapi tantangan dalam merekrut pekerja.

Namun, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan meningkat.

"Seiring pemulihan ekonomi secara bertahap, pertumbuhan ekonomi secara bertahap kembali ke kondisi normal yang didorong oleh konsumsi domestik," katanya.

Sementara itu, diwartakan South China Morning Post, pertumbuhan output pabrik China melambat untuk bulan ketiga berturut-turut pada Mei. Hal itu didorong wabah virus corona di pembangkit tenaga listrik ekspor selatan negara itu, Guangdong.

Ekonomi China sebagian besar telah bangkit dari dari kemerosotan yang disebabkan oleh virus corona tahun lalu, tetapi para pejabat memperingatkan pondasi untuk pemulihan belum aman di tengah tantangan termasuk kenaikan harga bahan baku dan gangguan rantai pasokan global, terutama kekurangan chip mikro.

Produksi industri tumbuh 8,8 persen pada Mei dari tahun lalu, lebih lambat dari kenaikan 9,8 persen pada April.

Sebagian besar pengamat China memperkirakan beberapa moderasi pada output Mei karena pesanan ekspor yang lebih lemah, tekanan biaya yang lebih tinggi untuk pabrik dan pembatasan lingkungan yang lebih ketat pada industri berat.

Namun, mereka mengatakan aktivitas yang mendasarinya masih tampak solid, bahkan jika angka pertumbuhan utama sangat terdistorsi oleh perbandingan dengan penurunan pandemi awal tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper