Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Merck di Pasar Rebo Bakal Jadi Hub Obat-obatan Resep

Saat ini fokus perseroan pun memaksimalkan utilisasi dan efisiensi pabrikan dengan melakukan peremajaan mesin, otomatisasi, serta digitalisasi.
Resep ramuan berusia 1.000 tahun bisa digunakan untuk obat-obatan, salep, dan antibiotik./ilustrasi
Resep ramuan berusia 1.000 tahun bisa digunakan untuk obat-obatan, salep, dan antibiotik./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA Produsen farmasi asal Jerman, PT Merck Tbk. (MERK) tengah menjalankan rencana jangka menengah untuk menjadikan pabrik di Pasar Rebo, Jakarta Timur sebagai hub untuk obat-obatan resep.

Direktur Plant MERK Arryo A. Wachjuwidajat mengatakan bahwa perseroan menargetkan rencana tersebut akan selesai pada 2023 atau 2024. Saat ini fokus perseroan pun memaksimalkan utilisasi dan efisiensi pabrikan dengan melakukan peremajaan mesin, otomatisasi, serta digitalisasi.

"Akan ada 14 produk yang diproduksi di sana saat ini beberapa masih dalam teknologi transfer dan sebagian sudah ada izin BPOM. Namun, kami tidak akan ada peningkatan utilisasi dan lebih mempertahankan kapasitas optimum seperti saat ini yakni di bawah 80 persen," katanya dalam jumpa media, Rabu (16/6/2021).

Arryo mengemukakan bahwa saat ini perseroan juga belum melakukan perhitungan potensi pendapatan dan perhitungan lain karena dinilai masih terlalu dini. Hal itu juga mengingat adanya antisipasi pengurangan produksi dari produk P&G karena kerja sama akan selesai pada 2025.

Pastinya pabrik Pasar Rebo pada tahap pertama nantinya fokus pada produksi obat-obat diabetes. Ekspansi pabrikan ini juga menjadi prospek perseroan di tengah pandemi Covid-19 yang menurunkan penyerapan obat-obat resep.

Namun, di tengah produksi yang harus tetap berjalan optimal tetapi dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku tahun lalu perseroan berhasil melampaui target awal tahun sebesar 102 persen dengan volume unit produksi mencapai 818 juta tablet.

"Sementara itu, komposisi produksi pabrik adalah 93 persen produk solid, serta 7 persen produk likuid dan semi solid, di mana tingkat utilisasi kapasitas pabrik mencapai 77 persen," ujar Arryo.

Sisi lain, perseroan melihat bahwa peluang ekspor semakin terbuka melihat perbandingan volume ekspor dan domestik mencapai 52 persen dan 48 persen.

Kinerja positif ini semakin memicu Perseroan dalam merealisasikan rencana untuk melakukan ekspansi pabrik dari kapasitas terpasang 1,6 miliar tablet dan kapsul menjadi kapasitas 2 miliar tablet.

Pada lini bisnis perseroan yang berfokus pada bahan baku obat (BBO) terus menunjukkan perkembangan positif dengan memberikan kontribusi sebesar 12 persen dari total pendapatan perseroan.

"Kontraksi sebesar 28 persen menjadi Rp78 miliar pada 2020, tetapi penurunan ini tidak sebesar kehilangan pendapatan dari Thiamin pada 2019 karena adanya peningkatan penjualan produk lain," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper