Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat Bank Sentral Eropa Berdebat untuk Akhiri Stimulus

Bank sentral memasuki fase krisis yang rumit, dengan ekonomi tampak pulih dengan kuat karena infeksi yang turun, tetapi perusahaan dan rumah tangga masih bergantung pada dukungan pemerintah.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde./REUTERS-Arnd Wiegmann
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde./REUTERS-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana untuk mengakhiri stimulus ekonomi seiring dengan dampak pandemi yang mulai mereda, menjadi perdebatan para pembuat kebijakan di Eropa.

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa masih terlalu dini untuk memperdebatkan kapan harus mengakhiri stimulus.

Tak berselang lama, Gubernur Bank Sentral Austria Robert Holzmann mengatakan program itu akan berakhir pada Maret 2022 kecuali ada gelombang infeksi virus Corona berikutnya.

"Program pembelian obligasi dimulai dan ditetapkan untuk berakhir pada Maret 2022, dan untuk saat ini, jika tidak ada perubahan dalam arti bahwa tidak ada lockdown keempat atau kelima, [kebijakan] itu akan berakhir,” katanya, dilansir Bloomberg, Selasa (15/6/2021).

Bank sentral memasuki fase krisis yang rumit, dengan ekonomi tampak pulih dengan kuat karena infeksi yang turun, tetapi perusahaan dan rumah tangga masih bergantung pada dukungan pemerintah.

ECB telah berjanji untuk menjaga kondisi pembiayaan tetap menguntungkan selama diperlukan, dan sebagian besar pejabat telah menghindari pembicaraan tentang pengetatan kebijakan karena takut mendorong suku bunga pasar menjadi lebih tinggi.

"Proyeksi kami, dan rencana program pembelian darurat pandemi seperti yang kami miliki, tampaknya menuju ke arah yang benar tetapi terlalu dini untuk memperdebatkan masalah ini,” kata Lagarde.

Pejabat ECB berjanji pekan lalu untuk melanjutkan pembelian obligasi dengan lebih cepat hingga kuartal ketiga, bahkan ketika proyeksi ekonomi Benua Biru dinaikkan.

Proyeksi tersebut menunjukkan percepatan inflasi tahun ini tetapi kemudian mereda karena faktor-faktor seperti kekurangan dan lonjakan biaya energi yang memudar. Lagarde dan pejabat lainnya bersikeras bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan bertahan lama.

Meski begitu, beberapa anggota Dewan Pemerintahan Eropa sudah mulai mengatakan ada risiko naik terhadap prospek harga. Sementara itu, Holzmann mengatakan jika inflasi melebihi 3 persen, maka pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan untuk bertindak.

Anggota Dewan Pemerintah Lituania Gediminas Simkus mengatakan terlalu dini untuk menentukan sejauh mana pemulihan telah berada di jalur yang tepat hanya berdasarkan perkiraan Juni.

"Saya ingin menunggu hingga perkiraan September untuk berbicara tentang masa depan program ini," katanya.

Sebelum pertemuan ECB pekan lalu, sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan lembaga tersebut akan memperlambat pembelian obligasi darurat pada September, dan mengakhiri pembelian bersih pada Maret.

Keputusan dapat diambil kira-kira pada saat yang sama ketika pembuat kebijakan mengumumkan hasil tinjauan strategi yang dapat mencakup penyesuaian terhadap sasaran inflasi mendekati 2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper