Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Garuda, Dahlan Iskan: Direksi Jangan Mimpi Keindahan Uang Pemerintah

Di tengah beban keuangan Garuda Indonesia, Dahlan Iskan menyarankan agar para direksi tak berharap banyak soal kucuran dana dari pemerintah.
Garuda Indonesia/istimewa
Garuda Indonesia/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) disarankan untuk tak hanya menggantungkan diri akan adanya suntikan dana yang diberikan oleh pemerintah di tengah kesulitan likuiditas yang dihadapi saat ini.

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dalam tulisan tertulisnya, Senin (7/6/2021), mempertanyakan kepastian kebijakan soal nasib maskapai pelat merah tersebut. Dia pun menyarankan agar para direksi tak berharap banyak soal kucuran dana dari pemerintah.

"Direksi GA juga sebaiknya juga jangan memimpikan keindahan uang pemerintah. Biarpun masih mayoritas, tetap saja pemerintah hanya mayoritas tipis di Garuda," katanya, Senin (7/6/2021).

Di sisi lain Dahlan pun prihatin dengan nasib emiten berkode saham GIAA yang belum jelas hingga kini. Dia pun membandingkan maskapai yang identik dengan warna biru tersebut dengan kondisi rekan Asia Tenggara lainnya yakni Thai Airways.

Dia berpendapat bahwa dua perusahaan ini sama-sama memiliki persoalan keuangan.

"Ini bukan Garuda Indonesia, tapi ya sama saja: megap-megap. Itulah Thai Airways TG. Milik Thailand. Bedanya, Thai airways sudah membuat keputusan membawa masalahnya ke PKPU-nya Thailand.

Dahlan mengatakan sidang PKPU untuk Thai Airways sudah berlangsung dan siap diputuskan. Tapi, ujar dia, para kreditor masih menyusulkan pendapat dan pengadilan setuju untuk mendengar pendapat susulan itu. Sehingga putusan PKPU dari perusahaan Maskapai asal Negeri Gajah itu pun dimundurkan ke 15 Juni 2021.

"Garuda masih melayang-layang dengan benang putusnya. Thai Airways tinggal tunggu sepuluh hari lagi," tekannya.

Perbedaan lainnya, kata Dahlan, pemerintah Thailand sudah memutuskan tidak akan menginjeksi lagi Thai Airways. Bahkan pemerintah setempat sudah tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas sejak tiga tahun lalu. Sehingga pemerintah Thailand melakukan divestasi saham dari 51 persen menjadi 47,8 persen.

Dengan divestasi itu pemerintah mengeluarkan Thai Airways dari daftar BUMN-nya. Divestasi itu dilakukan dengan cepat. Saat itu status TG sudah seperti GA: sudah melantai di pasar modal. Tidak rumit mendivestasi saham di pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper