Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Percaya Diri Bakal Tuai Dukungan Proposal Tarif Pajak Minimum Global dari G7

Mei lalu, AS telah mengusulkan pajak minimum perusahaan global sedikitnya 15 persen untuk mencoba mengakhiri spiral penurunan tarif pajak perusahaan dan mencegah perusahaan multinasional untuk mengalihkan keuntungan mereka ke negara-negara tax-haven.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Para menteri keuangan dari negara-negara kaya G7 diperkirakan akan mendukung Proposal Washington untuk pajak minimum perusahaan global yang ambisius ketika mereka bertemu di London akhir pekan ini.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) mengharapkan pertemuan G7 pada Jumat (4/6/2021) dan Sabtu (5/6/2021) memberikan momentum untuk memajukan negosiasi pajak perusahaan global menuju pertemuan keuangan G20 yang lebih luas pada Juli di Italia.

Pada Mei lalu, Kementerian Keuangan AS telah mengusulkan pajak minimum perusahaan global sedikitnya 15 persen untuk mencoba mengakhiri spiral penurunan tarif pajak perusahaan dan mencegah perusahaan multinasional untuk mengalihkan keuntungan mereka ke negara-negara tax-haven atau surga pajak.

Tarif minimum yang diusulkan lebih rendah dari proposal pemerintahan Biden sendiri dimaksudkan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan domestik menjadi 28 persen dan mengenakan pajak minimum 21 persen atas keuntungan luar negeri yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan AS.

Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo mengatakan pada akhir Mei bahwa dia mengharapkan dukungan kuat dari negara-negara G7 untuk proposal pajak minimum AS. Kondisi ini akan membantu memperkuat dukungan untuk rencana pajak Biden dari anggota parlemen AS.

Sejumlah pejabat G7 lainnya telah meningkatkan harapan untuk pertemuan para menteri keuangan di London, pertemuan tatap muka pertama kelompok itu sejak pandemi Covid-19 mengubahnya menjadi virtual pada tahun lalu.

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan dirinya mengharapkan kelompok tersebut untuk membuat 'kemajuan yang signifikan' dalam masalah pajak perusahaan, yang mencakup masalah yang lebih sulit dalam menyepakati cara mengenakan pajak pada perusahaan layanan digital global besar seperti Facebook, Amazon.com, Google Apple Inc dan Microsoft.

Sejumlah negara telah memberlakukan pajak layanan digital sepihak yang menargetkan perusahaan-perusahaan ini, yang telah menarik ancaman tarif pembalasan dari AS.

AS telah bersikeras bahwa setiap rezim pajak untuk perusahaan-perusahaan ini tidak mendiskriminasi perusahaan-perusahaan AS dan semua pajak layanan digital individu dilarang. AS malah mengusulkan penargetan 100 perusahaan terbesar dan paling menguntungkan teratas untuk membayar lebih banyak pajak di negara-negara tempat mereka melakukan bisnis, terlepas dari klasifikasi industri dan model bisnis mereka.

Menteri keuangan Inggris Rishi Sunak juga mengatakan pada Rabu (2/6/2021) bahwa rencana AS untuk menargetkan 100 perusahaan teratas dapat berhasil, tetapi dia bersikeras bahwa perusahaan teknologi besar harus menjadi bagian dari kelompok ini dan membayar lebih banyak pajak di tempat mereka beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper