Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM dan Kemenkeu Akan Bahas Insentif Fiskal untuk Hulu Migas

Pemberian insentif itu juga merupakan masukan dari pelaku industri yang telah berkomitmen untuk mencapai target produksi migas 1 juta barel per hari.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah mengupayakan untuk memberi insentif kepada kontraktor-kontraktor di hulu minyak dan gas bumi untuk adanya peningkatan produksi.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pihaknya akan menemui Kementerian Keuangan terkait dengan permintaan keringanan fiskal dalam bentuk perpajakan agar bisa mendorong produksi-produksi di wilayah kerja hulu migas dalam negeri guna mencapai target produksi 1 juta barel per hari.

Menurut dia, pemberian insentif itu juga merupakan masukan dari pelaku industri yang telah berkomitmen untuk mencapai target tersebut.

"Kita sedang siapkan satu proposal ke Kemenkeu untuk bisa memberi keringanan fiskal lebih lanjut. Nah, ini akan kita bahas rapat internal dengan Kemenkeu. mengenai perpajakan dan wilayah usaha yang harus diupayakan," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6/2021).

Arifin menambahkan bahwa dari Kementerian ESDM sebetulnya telah memberi keringanan kepada para kontraktor dengan pemberian fleksibilitas kontrak bagi hasil. Pemerintah telah lebih fleksibel agar kontraktor bisa memilih rezim kontrak gross split ataupun cost recovery.

Menurutnya, kemudahan-kemudahan itu selain untuk menggenjot produksi dari pada kontraktor juga ditujukan agar negara Indonesia bisa lebih menarik bagi investor-investor baru untuk bisa beroperasi di Indonesia.

Arifin mengatakan bahwa untuk di kawasan Asean, Indonesia dinilai masih kalah agresif dalam memberi insentif kepada para investor migas.

Sementara itu, untuk di kawasan global, banyak negara-negara di kawasan Amerika Latin seperti Brasil yang lebih ramah terhadap investor.

"Sebagai suatu ilustrasi kebanyak pemain besar minyak dunia sudah mengurangi capex [capital expenditure] untuk investasi besar, ini harus kita antisipasi," tutur menteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper