Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Memanas, The Fed Siagakan Tapering

Lonjakan pertumbuhan ekonomi pascapandemi yang telah mendorong kenaikan harga telah membuat pejabat Fed waspada.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (17/3/2020). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi yang memanas di Amerika Serikat menggemakan kembali wacana penarikan program pembelian obligasi atau tapering oleh Federal Reserve, setelah sebelumnya pemulihan ekonomi Paman Sam dinilai belum cukup meyakinkan untuk mengambil langkah tersebut.

Lonjakan pertumbuhan ekonomi pascapandemi yang telah mendorong kenaikan harga telah membuat pejabat Fed waspada. Wakil Ketua Fed Randal Quarles dan Richard Clarida menyatakan bahwa pembuat kebijakan dapat memulai diskusi ini pada pertemuan mendatang pada 15-16 Juni 2021.

Clarida menyebutkan bahwa laporan harga konsumen pada April merupakan kejutan yang tidak menyenangkan bagi pembuat kebijakan bank sentral.

Pada Jumat (29/5/2021), patokan utama harga yang ditargetkan oleh Fed naik 3,6 persen dari tahun sebelumnya, lonjakan terbesar sejak 2008.

Adapun ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed, akan naik 2,5 persen pada 2021, sekitar satu poin persentase lebih tinggi dari perkiraan pejabat Fed setahun lalu. Sedangkan harga produsen naik 6,2 persen pada April dari tahun lalu, terbesar sejak 2010.

"Kami sedang membicarakan tapering," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly, dilansir Bloomberg, Minggu (30/5/2021).

Meski demikian, dia memperingatkan bahwa belum ada rencana untuk melakukan apa pun saat ini. Sambil menyebut bahwa inflasi bersifat sementara, mereka juga mulai bertanya-tanya apakah respons yang lambat dari sisi penawaran ekonomi dapat meningkatkan inflasi yang mulai terjadi selama beberapa kuartal dan mempengaruhi psikologi konsumen.

Pembicaraan publik yang dilakukan para pejabat tentang pengurangan pembelian obligasi atau tapering, adalah perubahan yang mengejutkan karena baru sebulan lalu Gubernur Fed Jerome Powell merasa skeptis bahwa inflasi atau ekspektasi aktual akan naik secara permanen, sementara masih ada kelonggaran yang signifikan di pasar tenaga kerja.

"Inflasi akan menjadi 2,5 persen atau lebih tinggi tahun ini, sebagian besar bersifat sementara, tetapi inflasi bisa saja di atas 2 persen tahun depan,” kata mantan Gubernur Fed Laurence Meyer.

William English, mantan ekonom staf senior Fed ketakukan pembuat kebijakan bank sentral saat ini adalah pembicaraan publik mengenai tapering akan menjadi bagian dari ekspektasi inflasi.

"Ada ketidakpastian yang luar biasa dan model ekonomi yang menginformasikan bahwa perkiraan Anda jauh kurang berguna karena kita tidak memiliki riwayat tentang hal seperti ini," katanya.

English mengatakan risiko ada pada dua sisi karena ketakutan terhadap inflasi juga dapat menyebabkan pejabat menarik stimulus terlalu agresif dan memperlambat pemulihan, terutama jika dukungan fiskal berkurang.

Pembelian aset adalah perangkat paling fleksibel yang dimiliki Fed karena dapat disesuaikan secara bertahap sesuai kebutuhan. Menaikkan suku bunga, yang saat ini mendekati nol, adalah keputusan yang jauh lebih penting. Meyer mengatakan akan ada diskusi serius tentang kapan tapering akan berlaku.

"Mereka tidak dapat menaikkan suku bunga secara pre-emptive dalam kerangka baru, tetapi mereka dapat meruncing terlebih dahulu," katanya, mengacu pada pergeseran Fed pada Agustus menuju target inflasi rata-rata 2 persen dan komitmen untuk fokus pada langkah-langkah pasar tenaga kerja yang lebih luas.

Pejabat Fed mengatakan lonjakan harga telah diperkirakan karena ekonomi dibuka kembali di tengah permintaan yang terpendam, dan akan terbukti sementara karena gangguan pasokan mereda. Namun, para eksekutif mengatakan mereka memiliki sedikit kejelasan tentang apa yang akan terjadi di masa depan sehingga tidak masuk akal untuk menambah kapasitas baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper