Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Prediksi Ketimpangan Serapan Tenaga Kerja Akan Berlangsung hingga Kuartal II/2022

Kemungkinan baru pada kuartal kedua 2022 Indonesia akan kembali ke masa sebelum pandemi dalam hal ketenagakerjaan
Sejumlah pekerja pabrik rokok menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran saat pembagian di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2019)./ANTARA-Yusuf Nugroho
Sejumlah pekerja pabrik rokok menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran saat pembagian di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2019)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Tren penyerapan tenaga kerja yang sedang berlangsung saat ini diperkirakan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Kebijakan pemerintah yang lebih mendetail mengenai pemulihan dunia usaha pun diperlukan untuk mengubah ketimpangan tersebut.

Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bob Azzam memperkirakan keuntungan bagi sejumlah sektor seperti perusahaan telekomunikasi dan keboncosan yang dialami oleh perusahaan sektor ritel dan maskapai penerbangan akan terus berlangsung hingga 2022.

"Kemungkinan baru pada kuartal kedua 2022 Indonesia akan kembali ke masa sebelum pandemi dalam hal ketenagakerjaan. Sampai dengan saat itu, pola penyerapan tenaga kerja tetap akan menyerupai huruf," jelas Bob, Minggu (30/5/2021).

Dalam mengupayakan akselerasi penyerapan tenaga kerja tahun ini, lanjut Bob, pemerintah realistis dan harus ekstra hati-hati dalam menentukan kebijakan mengingat keterbatasan anggaran.

Bob meminta pemerintah mesti memilih bidang-bidang usaha yang benar-benar bisa menyebabkan efek domino untuk disalurkan insentif dan stimulus. Sejumlah sektor yang dinilai prospek menurutnya adalah konstruksi, perumahan, dan otomotif.

Sementara untuk sektor pariwisata yang juga memiliki daya dorong untuk melakukan efek domino mesti dipulihkan dengan pendekatan khusus. Kehati-hatian terhadap sektor yang masih berjuang untuk survive juga mesti diterapkan dalam pengenaan pajak.

Bob menjelaskan dampak pandemi Covid-19 telah membagi industri Tanah Air ke dalam 3 kategori yang juga harus disesuaikan pendekatan pemulihannya oleh pemerintah.

Pertama, industri yang masih dalam survival mode yang mesti dibantu dari segi arus kas; kedua, industri yang mulai pulih yang dinilai memerlukan modal kerja; serta industri yang sudah mengalami pertumbuhan dan memerlukan investasi.

"Agar upaya tersebut worth it, harus ada komunikasi yang intensif antara pemerintah dan pelaku usaha seiring dengan adanya perubahan kondisi dunia usaha akibat terdampak Covid-19. Terutama, dengan mengombinasikan rencana jangka pendek dan jangka panjang pelaku usaha dan pemerintah," kata Bob.

Perlu diketahui, timpangnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia sampai dengan penghujung semester I/2021 dinilai terjadi seiring dengan tidak meratanya benefit dari pertumbuhan ekonomi terhadap seluruh sektor dunia usaha.

Saat ini, terdapat tiga sektor yang masih mencatatkan pertumbuhan di zona positif pada kuartal I/2021. Yaitu, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,95 persen secara tahunan (yoy); jasa kesehatan 3,64 persen; serta informasi dan komunikasi 8,72 persen.

Enam sektor lainnya masih negatif, yang paling parah di antaranya transportasi dan pergudangan sebesar -13,12 persen; serta penyediaan akomodasi makanan dan minum sebesar -7,26 persen.

Sementara sektor industri pengolahan dan konstruksi mencatat performa yang cukup gemilang selama kuartal I/2021 meskipun masih berada di zona minus. Masing-masing mencatatkan pertumbuhan -1,38 persen dari -3,14 persen pada kuartal I/2021; serta serta perdagangan, reparasi mobil dan motor yang tumbuh -1,23 persen dari -3,64 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper