Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akses Vaksin dan Gelombang Penyebaran Virus Bayangi Pemulihan Ekonomi Global

Risiko dari gelombang penyebaran virus yang terjadi pada April di beberapa negara dan efektivitas vaksin terhadapnya dapat memengaruhi proyeksi pemulihan pada kuartal II/2021
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (9/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (9/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kondisi perekonomian global semakin membaik, tetapi risiko gelombang penyebaran virus serta akses vaksin yang tidak merata masih perlu diwaspadai.

Sri Mulyani memaparkan terdapat faktor positif yang dijadikan landasan momentum pemulihan ekonomi di Indonesia. Pertama, percepatan pertumbuhan ekonomi di dua negara dengan ekonomi terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) pada kuartal II/2021 dan China pada kuartal I/2021.

"Tapi tidak hanya di dua negara itu saja, Singapura, Korea Selatan, Prancis, dan Taiwan juga menunjukkan adanya rebound dalam perekonomian, mulai dari kuartal I/2021 dan diharapkan berlanjut hingga ke kuartal II/2021," jelasnya dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (25/5/2021).

Kedua, pasar keuangan juga semakin menunjukkan stabilitas setelah sebelumnya terjadi volatilitas pasar pada pertengahan Februari-Maret lalu. Hal tersebut, kata Sri, dipicu oleh reaksi terhadap inflasi yang tinggi di AS dan potensi terjadinya normalisasi kebijakan moneter di AS.

Ketiga, perbaikan perdagangan global membaik yang ditunjukkan oleh baltic dry index, purchasing manager's index, dan permintaan barang dan mesin yang tinggi. Lalu, melonjaknya harga komoditas dengan karena permintaan tinggi yang disebankan oleh pemulihan ekonomi, kemajuan upaya vaksinasi, dan penurunan kasus Covid-19 di berbagai negara.

Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan risiko yang masih membayangi pemulihan ekonomi global, yang juga dapat memengaruhi pemulihan di Indonesia.

Dia mengingatkan risiko dari gelombang penyebaran virus yang terjadi pada April di beberapa negara, serta kekhawatiran terhadap varian baru virus dan efektivitas vaksin terhadapnya dapat memengaruhi proyeksi pemulihan pada kuartal II/2021.

Sementara, akses dan kecepatan vaksinasi belum merata terutama untuk negara-negara miskin. "Terjadi proteksionisme dari langkah-langkah untuk mengamankan supply stock dari masing-maisng negara dan pertumbuhan [ekonomi] di kuartal II/2021 yang masih negatif di beberapa negara," jelas Sri.

Selain itu, inflasi di AS setinggi 4,2 persen juga menyebabkan kewaspadaan dan kekhawatiran di sektor keuangan. "Kita semuanya harus terus menjaga momentum dan pada saat yang sama tetap waspada terhadap risiko yang dinamisi. Setiap proyeksi ada catatannya, setiap optimisme, ada kewaspadaan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper