Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sikap Sekarga Soal Tawaran Pensiun Dini Garuda Indonesia

Sekarga memberikan respons terkait dengan rencana restrukturisasi dan tawaran pensiun dini dari Garuda Indonesia.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mengaku telah berkirim surat kepada direksi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) terkait dengan rencana restrukturisasi dan tawaran program pensiun dini karyawan yang disampaikan.

Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty mengatakan surat tersebut dikirimkan sejak 18 Mei 2021. Surat yang ditujukan langsung kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra itu berisi tanggapan Sekarga mengenai rencana restrukturisasi perusahaan.

"Pada prinsipnya kami memahami kondisi perusahaan saat ini. Namun perlu kami ingatkan bahwa dalam hal perusahaan berencana akan restrukturisasi dengan pengurangan karyawan maka sebagaimana diatur dalam undang-undang dan Perjanjian Kerja Bersama, hal-hal yang berkaitan dengan Hubungan Industrial wajib dibicarakan dengan Serikat Karyawan/Sekarga," katanya kepada Bisnis.com, Senin (24/5/2021).

Dia memahami jika langkah pengurangan yang diambil manajemen GIAA salah satunya dilakukan dengan penawaran program pensiun dini. Namun dalam hal ini, Sekarga tidak dalam posisi mendukung ataupun menolak tawaran tersebut.

"Namun kami menyatakan menolak dengan tegas jika perusahaan melakukan PHK [pemutusan huhungan kerja] secara sepihak karena tindakan tersebut menyalahi Undang-undang dan Perjanjian Kerja Bersama," ujarnya.

Lebih lanjut demi kepentingan dan kelangsungan bisnis, dia mendukung upaya manajemen melakukan efisiensi dengan cara renegosiasi dengan lessor dan vendor.

Bukan itu saja, dia juga juga berharap adanya upaya untuk peningkatan revenue dalam pengelolaan potensi kargo, pengelolaan potensi gudang kargo, pengelolaan potensi charter, dan pengelolaan potensi corporate account.

"Saran kami hal ini harus dilakukan lebih maksimal. Ini perlu ada upaya yang lebih maksimal karena potensi pasarnya cukup besar," tutur Tomy.

Kendati begitu, dia mengaku optimistis pertumbuhan bisnis penerbangan akan menggeliat kembali seiring dengan dibukanya destinasi wisata, baik domestik maupun internasional dan adanya kegiatan Umroh/Haji serta perjalanan dinas instansi pemerintah dan swasta.

Sebelumny, saat dimintai keterangan, Irfan memilih enggan berkomentar terkait rencana restrukturisasi. Dia hanya menegaskan saat ini tengah fokus dengan program pensiun dini yang ditawarkan manajemen.

"Saya fokus beresin urusan pensiun dini ini dulu," ujarnya.

Pada tahap awal, dia menjelaskan GIAA menawarkan program pensiun dini bagi karyawan yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut. Yang pasti, seluruh hak pegawai yang akan mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai ketentuan perundang-undangan.

"Ini merupakan langkah berat yang harus kami ambil untuk bertahan di tengah ketidakpastian," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper