Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Hotel dan Restoran Masih Sulit, Vaksinasi Karyawan Rampung Juli

PHRI kembali memfasilitasi vaksinasi terhadap 1.350 karyawan hotel yang diselenggarakan 22 Mei sampai dengan 24 Mei 2021.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani (tengah) saat memberikan keterangan pers di sela acara vaksinasi bagi karyawan hotel repatriasi, yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, pada Senin (24/5). (Antara/Adimas Raditya)
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani (tengah) saat memberikan keterangan pers di sela acara vaksinasi bagi karyawan hotel repatriasi, yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, pada Senin (24/5). (Antara/Adimas Raditya)

Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menargetkan vaksinasi terhadap karyawan hotel dan restoran rampung pada Juli 2021. Tetapi, upaya tersebut tidak mudah karena masih berhadapan dengan ketersediaan vaksin.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan vaksinasi di sektor hotel dan restoran baru dilakukan terhadap sebagian pekerja dan terbatasnya stok vaksin tidak menutup kemungkinan terjadinya keterlambatan proses penyuntikan dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Vaksinasi baru dilakukan kepada sebagian karyawan hotel dan restoran dari total 130.000 orang. Permasalahan utama yang dihadapi adalah keterbatasan stok vaksin, sehingga kami harus berbagi dengan sekian banyak anggota masyarakat," ujar Hariyadi ketika ditemui di Jakarta, Senin (24/5/2021).

Baru-baru ini, PHRI kembali memfasilitasi vaksinasi terhadap 1.350 karyawan hotel yang diselenggarakan 22 Mei sampai dengan 24 Mei 2021. Sejak vaksinasi dilakukan pada 10 April 2021, kata Hariyadi, pekerja hotel dan restoran yang terpapar Covid-19 tercatat sedikit.

Namun demikian, sambungnya, kondisi secara umum bisnis perhotelan di Tanah Air pada kuartal I/2021 masih berat. Bahkan, dia memperkirakan kondisi belum akan membaik pada kuartal kedua tahun ini.

Dia mengatakan tingkat okupansi hotel di destinasi mudik pada lebaran Idulfitri 1442 anjlok sangat parah. Adapun, hotel dan restoran yang rerata memiliki okupansi hingga 90 persen pada masa Idulfitri di kondisi normal tahun ini hanya berkisar di bawah 10 persen.

Kendati demikian, sambung Hariyadi, kondisi tersebut masih bisa dimaklumi mengingat situasi yang melanda selama pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat okupansi hotel pada periode Idulfitri tahun lalu berada di level 14,45 persen. Kondisi ini sangat anjlok jika dibandingkan dengan masa-masa normal di mana periode high season Idulfitri tingkat okupansi hotel dikatakan bisa melonjak hingga ke level 100 persen.

Namun, tingkat okupansi hotel periode lebaran Idulfitri tahun ini diperkirakan naik di kisaran 25 - 30 persen. Tetapi, pertumbuhannya tidak diiringi dengan harga rata-rata per kamar yang sejauh ini masih rendah. Jadi, peningkatan okupansi hotel pada periode Idulfitri ini dinilai tidak akan signifikan bagi sektor hotel dan restoran.

Lebaran Idulfitri tahun ini, harga rata-rata per kamar hotel diperkirakan masih di bawah 30-40 persen dari harga rata-rata dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper