Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik, Tanda-Tanda Investasi Migas Mulai Tancap Gas?

Sepanjang tahun ini, seiring dengan kenaikan harga minyak pemerintah terus menggenjot peningkatan investasi dari sektor investasi hulu migas.
Anjungan minyak lepas pantai./Bisnis
Anjungan minyak lepas pantai./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyebut kenaikan harga minyak dunia yang terjadi dalam 3 pekan terakhir akan berdampak positif terhadap industri hulu migas di dalam negeri.

Adapun, harga minyak Brent berhasil menyentuh level US$70 per barel untuk pertama kali sejak pertengahan Maret 2021. Kenaikan tersebut ditopang oleh pemulihan ekonomi dunia yang mulai memangkas jumlah persediaan minyak yang sempat menggunung di masa penyebaran virus corona. 

Seperti dilansir dari Bloomberg pada Selasa (18/5/2021), harga minyak Brent sempat naik hingga 0,9 persen ke level US$70,08 per barel pada perdagangan di London, Inggris. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga terpantau naik 0,88 persen ke level US$66,85 per barel.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan kenaikan harga minyak akan memperbaiki iklim investasi di dalam negeri.

"SKK Migas terus-menerus melakukan koordinasi dengan KKKS, untuk mendukung realisasi investasi," katanya kepada Bisnis, Selasa (18/5/2021).

Sepanjang tahun ini, seiring dengan kenaikan harga minyak pemerintah terus menggenjot peningkatan investasi dari sektor investasi hulu migas. BP Indonesia meningkatkan nilai investasinya senilai US$4 miliar untuk meningkatkan cadangan Tangguh di Papua.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan manajemen BP menyampaikan akan meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu melakukan pengembangan di Lapangan Ubadari serta carbon capture, utilization and storage (CCUS).

"Kami menyambut gembira karena berarti usaha-usaha yang dilakukan SKK Migas dan pemerintah untuk meningkatkan investasi, membuahkan hasil,” jelasnya.

Investasi untuk pengembangan Lapangan Ubadari dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan terbukti, yang nantinya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung operasional kilang LNG Tangguh 1, 2 dan 3. Apabila terealisasi, dapat digunakan untuk melakukan perluasan pasar.

BP juga berkeinginan untuk mengembangkan dan menerapkan CCUS di Tangguh, yaitu teknologi yang dapat menangkap CO2 yang telah dilepaskan ke atmosfer. CCUS merupakan teknologi akan mengurangi emisi CO2.

“Ini sangat menggembirakan karena selain memberi kontribusi besar pada kesuksesan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga lingkungan, juga akan meningkatkan produksi. Keuntungan lain, kegiatan ini juga akan menjaga Kilang LNG Tangguh tetap kompetitif,” kata Dwi.

Dwi mengharapkan langkah BP meningkatkan investasi ini akan segera diikuti oleh kontraktor lainnya, apalagi memasuki Maret 2021 harga minyak dunia membaik berkisar US$60 sampai US$70 per barel.

“Situasi harga minyak dunia yang pulih lebih cepat dan Maret 2021 bahkan telah melebihi rata-rata harga minyak dunia di 2019 diharapkan dapat mendorong KKKS meningkatkan kegiatan eksplorasi di luar program yang telah disepakati pada work, program dan budget 2021,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper