Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS Melonjak pada April 2021, Terbesar Sejak 2009

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 0,8 persen pada April dari bulan sebelumnya.
Salah satu restoran McDonald's di Odessa, Texas, Amerika Serikat membuat pengumuman lowongan pekerjaan pada 13 April 2018./Reuters-Ann Saphir
Salah satu restoran McDonald's di Odessa, Texas, Amerika Serikat membuat pengumuman lowongan pekerjaan pada 13 April 2018./Reuters-Ann Saphir

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga konsumen Amerika Serikat pada April 2021 meningkat dengan laju tertinggi sejak tahun 2009.

Berdasarkan data Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 0,8 persen pada April 2021 dari bulan sebelumnya. CPI ditopang rekor kenaikan harga mobil bekas karena permintaan yang meningkat.

Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi naik 0,9 persen dibandingkan bulan Maret. Lonjakan CPI inti ini terbesar sejak 1982.

Median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan CPI naik 0,2 persen, sedangkan CPI inti meningkat 0,3 persen. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun menjadi 1,647 persen mengikuti data tersebut.

Sementara itu, secara tahunan, CPI melonjak menjadi 4,2 persen yoy, terdistorsi oleh perbandingan dengan indeks yang tertekan pandemi pada April 2020.

Fenomena ini, yang dikenal sebagai efek dasar, akan mendistorsi data CPI pada bulan Mei, mengacaukan proyeksi inflasi yang sedang berlangsung.

Meskipun pejabat dan ekonom Federal Reserve mengakui adanya peningkatan sementara, belum jelas apakah kenaikan tekanan inflasi akan berlangsung lama, di tengah melonjaknya harga komoditas, stimulus ekonomi pemerintah, dan tanda-tanda biaya tenaga kerja yang lebih tinggi.

Laporan hari Rabu menawarkan wawasan tentang tekanan harga yang menggelembung di seluruh bagian ekonomi. Upah telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan, dan tantangan rantai pasokan telah memperpanjang waktu pengiriman dan mendorong harga bahan baku menjadi lebih tinggi.

Meskipun hal ini menantang bagi produsen, membengkaknya permintaan konsumen juga membuat perusahaan lebih yakin bahwa mereka akan mampu menanggung sebagian dari biaya baru tersebut. Jika dipertahankan, terhambatnya produksi dapat menimbulkan risiko percepatan inflasi konsumen.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan harga dari rebound dalam pengeluaran dan terbatasnya pasokan hanya akan berdampak sementara pada inflasi, tetapi banyak yang tidak setuju.

Ekspektasi pasar obligasi untuk laju inflasi harga konsumen selama lima tahun ke depan melonjak awal pekan ini ke level tertinggi sejak 2006.

Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lonjakan 10 persen pada biaya kendaraan bekas yang menyumbang lebih dari sepertiga peningkatan CPI secara keseluruhan. Harga kendaraan baru juga meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper