Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Bakal Jalankan Proyek DME Paralel dengan Proyek CCUS

Pengembangan proyek DME dengan carbon capture utilization and storage (CCUS) diharapkan dapat menekan emisi karbon dapat hingga mencapai 45 persen.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat, salah satunya mengawal kerja sama gasifikasi batu bara antara Pertamina, PTBA, dan Air Products. Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat, salah satunya mengawal kerja sama gasifikasi batu bara antara Pertamina, PTBA, dan Air Products. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) bakal menjalankan proyek dimetil eter sejalan paralel dengan proyek carbon capture utilization and storage untuk mendukung pengurangan emisi karbon.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa energi transisi, green energy, dan circular energy saat ini menjadi prioritas, sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Pertamina juga memahami bahwa pengembangan dan produksi dimetil eter (DME) ini berkaitan dengan isu lingkungan. Pengembangan proyek DME dengan carbon capture utilization and storage (CCUS) diharapkan dapat menekan emisi karbon dapat hingga mencapai 45 persen.

"Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam mencapai penurunan 41 persen carbon emission di tahun 2030," ujar Nicke melalui keterangan resminya, Selasa (11/5/2021).

Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatra Selatan dipastikan akan dilanjutkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor liquefied petroleum gas (LPG) dan subsidi LPG pemerintah. Kepastian tersebut didapat melalui penandatanganan amendemen perjanjian kerja sama dan perjanjian pengolahan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemical Inc (APCI), secara virtual di Jakarta dan Los Angeles, Amerika Serikat.

Adapun, proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 Triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga diharapkan memperbaiki neraca perdagangan.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberi efek berganda antara lain menarik investasi asing lainnya, dan melalui penggunaan porsi TKDN di dalam proyek juga dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah mendukung penuh proyek gasifikasi tersebut karena dapat mengurangi ketergantungan pada impor, juga menghemat cadangan devisa, dan menyerap tenaga kerja.

"Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga 9,7 triliun rupiah per tahun dan menyerap 10.000 tenaga kerja," ujar Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper