Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Wika Beton (WTON) Belum Bisa Kembali ke Masa Prapandemi

WTON tercatat hanya mampu mendapatkan nilai kontrak baru sekitar Rp4,8 triliun pada tahun lalu dibandingkan realisasi 2019 senilai Rp5,2 triliun.
Batching plant PT Wijaya Karya Beton Tbk./wika-beton.co.id
Batching plant PT Wijaya Karya Beton Tbk./wika-beton.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) memiliki tiga skenario pertumbuhan produksi perseroan pada tahun ini. Namun, perseroan meyakini produksi pada 2021 belum akan kembali ke posisi prapandemi Covid-19.

Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwwi R. mengatakan ketiga skenario tersebut adalah skenario pesimistis, moderat, dan optimistis. Adapun, skenario optimistis hanya akan membuat volume produksi perseroan mencapai dua kali lipat dari realisasi 2020.

"Tumbuhnya dobel. Dobel itu tidak berarti menyamai 2019. Kalau untuk sama [dengan realisasi produksi] 2019, bukan [tumbuh] dobel, tapi empat kali lipat," katanya kepada Bisnis, Rabu (5/5/2021).

Sejauh ini, Yuherni memprognosis skenario moderat akan terjadi pada produksi pada semester I/2021. Prognosis tersebut didapatkan dari realisasi produksi WTON yang mencapai 407.000 ton pada kuartal I/2021.

Dengan kata lain, utilisasi produksi WTON hanya mencapai 37 persen. Angka tersebut lebih rendah dari realisasi kuartal I/2020 di kisaran 53 persen.

Dia menyampaikan turunnya utilisasi pabrikan disebabkan oleh nilai kontrak baru 2020 yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. WTON tercatat hanya mampu mendapatkan nilai kontrak baru sekitar Rp4,8 triliun pada tahun lalu dibandingkan realisasi 2019 senilai Rp5,2 triliun.

Namun, pihaknya masih menyiapkan skenario pertumbuhan optimistis pada tahun ini. Menurutnya, katalis skenario tersebut adalah tercapainya target proyek infrastruktur pemerintah dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KBPU) yang menembus Rp400 triliun.

"Tahun lalu, spending infrastruktur [berskema KPBU] tidak sampai 50 persen, jadi [nilai KPBU] tidak sampai 2011 triliun. Kalau pemerintah konsisten dengan angka itu [target 2021], artinya spending infrastruktur bisa dua kali spending-nya [tahun lalu]," ucapnya.

Yuherni menyampaikan konstruksi infrastruktur berkontribusi sekitar 60—70 prsen dari portofolio pasar perseroan.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendata secara keseluruhan ada 25 proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha dengan status ready-to-offer sepanjang 2021.

Ditjen Pembiayaan Infrastruktur mendata proyek konstruksi jembatan dan jalan mendominasi jumlah dan nilai investasi KPBU pada tahun ini. Adapun, jumlah proyek konstruksi jembatan dan jalan dengan skema KPBU sepanjang 2021 mencapai 21 paket proyek senilai Rp263,51 triliun yang akan menambah panjang jalan hingga 1.072,97 kilometer.

"Sejumlah 25 proyek dengan nilai Rp296,8 triliun ini skemanya investasi, mayoritas di subsektor jalan dan jembatan," ucap Dijen Pembiayaan Infrastruktur Eko Djoeli Heripoerwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper