Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Kerja Pemerintah 2022, Jokowi: Masih Pemulihan Ekonomi

Pemerintah masih fokus pada program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural dalam rencana kerja tahun 2022.
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, pada Senin (25/1/2021)./Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintah masih fokus pada program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural dalam rencana kerja tahun 2022.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka musyawarah perencanaan pembangunan nasional 2021 di Istana Negara, Selasa (4/5/2021).

Presiden mengatakan bahwa fondasi paling awal dari pemulihan ekonomi adalah pengendalian Covid-19. Sebab itu, pada tahun depan pemerintah masih fokus pada pemulihan ekonomi.

“Rencana Kerja Pemerintah di tahun 2022, tahun depan ini, masih mengusung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural,” kata Jokowi.

Dia meminta jajaran pemerintahan mempercepat belanja pemerintah terutama berbagai bentuk bantuan sosial, padat karya serta mendorong belanja masyarakat dan memperbesar sisi permintaan.

Dia juga mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk segera membelanjakan anggaran yang ada. Langkah ini untuk memperbesar sisi permintaan maupun konsumsi.

Pemerintah mencatat masih terdapat Rp182 triliun anggaran APBD provinsi maupun kabupaten kota yang belum dibelanjakan.

“Kita harus juga mendorong agar industri mulai bangkit, para pekerja mulai bekerja, domestic supply side harus ditingkatkan. Tetapi semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, ketat. Jangan ditawar-tawar mengenai ini,” terangnya.

Di sisi lain, pemerintah telah memulai reformasi struktural secara besar-besaran dengan penetapan UU Cipta Kerja. Semua kementerian lembaga dan Pemda diminta bersinergi melaksanakan dan memanfaatkan aturan ini.

“Harus kita rencanakan sejak sekarang bahwa nilai tambah di sektor industri harus ditingkatkan, ketahanan pangan harus meningkat, dan pemulihan sektor pariwisata harus berjalan dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper