Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Hong Kong Akan Rebound di Kuartal I/2021 Setelah Resesi Panjang

Hong Kong telah mengalami rentang dua tahun yang paling menantang secara ekonomi dalam sejarahnya, mencatat kontraksi tahunan berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2019 dan 2020.
Pemandangan Hong Kong pada malam hari./Bloomberg-Brent Lewin
Pemandangan Hong Kong pada malam hari./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Hong Kong akhirnya diperkirakan untuk tumbuh pertama kalinya sejak rentetan resesi mulai 2019.

Menurut ekonom yang disurvei Bloomberg, produk domestik bruto kuartal pertama mungkin meningkat 3,7 persen dari tahun sebelumnya, membalikkan penurunan bersejarah enam kuartal berturut-turut.

Pertumbuhan PDB kuartal-ke-kuartal (qtq), cerminan yang lebih baik dari momentum ekonomi, mungkin melaju ke 0,7 persen dari 0,2 persen di kuartal keempat.

Sekretaris Keuangan Paul Chan mengatakan di Dewan Legislatif pekan lalu bahwa dia mengharapkan pertumbuhan yang cukup mengesankan pada kuartal ini berkat kinerja ekspor yang kuat dan basis yang rendah dari tahun lalu.

Tahun lalu, PDB anjlok 9,1 persen pada kuartal pertama setelah ekonomi ditutup untuk mengekang wabah virus Corona. Chan mengulangi perkiraannya untuk pertumbuhan setahun penuh sebesar 3,5 persen hingga 5,5 persen pada 2021.

“Kami yakin bahwa dengan perbaikan yang mengesankan di sisi perdagangan dan pemulihan bertahap pada konsumsi domestik, PDB untuk kuartal pertama tahun ini akan memberi kami pertumbuhan positif yang relatif kuat,” kata Chan, dilansir Bloomberg, Senin (3/4/2021).

Angka-angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama diharapkan akan dirilis pada pukul 4:30 sore pada Senin di Hong Kong.

Hong Kong telah mengalami rentang dua tahun yang paling menantang secara ekonomi dalam sejarahnya, mencatat kontraksi tahunan berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2019 dan 2020, ketika kota itu bergulat dengan gelombang kerusuhan politik, dampak dari hubungan AS-China yang memburuk, dan pandemi.

Indikator ekonomi utama telah berubah lebih positif baru-baru ini. Ekspor melonjak di atas 400 miliar dolar Hong Kong (US$ 51,5 miliar) untuk pertama kalinya pada Maret sementara pengangguran turun paling tajam sejak 2003. Penjualan ritel berdasarkan nilai melonjak 30 persen pada Februari, kenaikan pertama dalam ukuran itu sejak Januari 2019.

"Hong Kong berada di jalur untuk keluar dari resesi, dengan ekspor menjadi pendorong pertumbuhan, sementara pemulihan permintaan domestik bisa lamban mengingat pasar tenaga kerja yang lesu," kata Tommy Wu, ekonom utama di Oxford Economics di Hong Kong.

"Saya memperkirakan rebound kuartal-ke-kuartal yang lebih kuat mulai kuartal kedua dan seterusnya dan ekonomi akan kembali ke level sebelum pandemi di paruh kedua tahun ini," lanjutnya.

Namun menurut Iris Pang, kepala ekonom untuk Greater China di ING Bank NV, pandemi tetap menjadi tantangan yang sulit bagi ekonomi, membuatnya terlalu dini untuk berbicara tentang pemulihan penuh ekonomi Hong Kong dari Covid kata

“Saya tidak berpikir satu titik data dapat diperlakukan sebagai tren,” katanya. Ini terutama berlaku untuk tingkat pengangguran.

Kota ini juga terus bergulat dengan tingkat vaksinasi yang terus-menerus rendah dari penduduk yang tidak percaya, yang berpotensi menghambat upaya Hong Kong untuk pulih sepenuhnya dari pandemi.

"Untuk membuka kembali perbatasan kota dengan aman, Hong Kong perlu mencapai celah kekebalan dengan seluruh dunia, terutama negara-negara maju serta China," kata Wu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper