Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEN : Pemanfaatan Kompor Listrik Akan Lebih Pesat daripada Jargas

Saat ini harga kompor listrik dan peralatan masaknya sudah semakin murah di pasaran.
Sejumlah peserta memasak menggunakan kompor induks./ANTARA-Arif Firmansyah
Sejumlah peserta memasak menggunakan kompor induks./ANTARA-Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Energi Nasional optimistis pemanfaatan kompor listrik akan lebih pesat dibandingkan dengan pemanfaatan jaringan gas bumi dalam upaya untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengatakan bahwa saat ini harga kompor listrik dan peralatan masaknya sudah semakin murah di pasaran sehingga investasi untuk beralih ke kompor listrik akan jauh lebih murah dibandingkan investasi untuk memasang jaringan gas (jargas).

"Kompor listrik di dalam negeri sudah ada yang Rp205.000, peralatan masaknya juga ada yang Rp120.000. Kalau ditotal sekitar Rp350.000. Kalau dibandingkan dengan investasi jargas kurang lebih Rp8—Rp10 juta per KK, kami optimistis ini bisa lebih untuk digunakan oleh masyarakat," ujar Djoko dalam konferensi pers, Senin (3/5/2021).

Selain itu, dia menuturkan bahwa saat ini pemerintah juga tengah mendorong agar program konversi kompor LPG ke kompor listrik dapat dibiayai oleh APBN sehingga pemanfaatan kompor listrik bisa lebih masif.

Dia pun optimistis pemanfaatan kompor listrik setidaknya dapat mencapai 500.000 hingga akhir tahun ini.

Sementara itu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril menyebutkan bahwa hingga saat ini realisasi pemanfaatan kompor listrik masih sangat minim.

"Kalau lihat target 1 juta kompor listrik masih sedikit sekali karena masih bersifat voluntary. Perkiraan sampai Mei sudah mencapai 100.000 penjualan, ini berdasarkan produksinya produsen," kata Bob.

Namun, dia optimistis dengan Gerakan Konversi 1 Juta Kompor Elpiji ke Kompor Induksi akan menambah akselerasi pemanfaatan kompor listrik. Gerakan 1 juta kompor listrik tersebut akan menyasar masyarakat mampu, termasuk pegawai-pegawai di kementerian/lembaga dan BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper