Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Inflasi Tahunan pada April 2021 Sekitar 1,7 - 1,8 Persen

Sektor makanan dan minuman masih menjadi sektor utama pendorong kenaikan inflasi lebih tinggi dari yang lain.
Ilustrasi - Pedagang takjil mengenakan masker dan sarung tangan saat berjualan di Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (24/4/2020)./Antara
Ilustrasi - Pedagang takjil mengenakan masker dan sarung tangan saat berjualan di Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (24/4/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance Tauhid Ahmad memperkirakan inflasi tahunan pada April 2021 sekitar 1,7-1,8 persen (year-on-year/yoy).

Angka tersebut lebih tinggi daripadda periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 1,37 persen.

Menurut Tauhid, terdapat sejumlah faktor pendorong kenaikan inflasi. Meskipun, kenaikan tersebut belum mencapai level normal atau biasanya di atas 2 persen.

Pertama, kenaikan konsumsi makanan dan minuman yang biasa terjadi saat masuk bulan Ramadan.

“Itu otomatis permintaan kebutuhan untuk sebagian besar di komponen inflasi, baik makanan utama dan lain-lain juga meningkat. Itu yang saya kira relatif terjadi di bulan ini,” jelas Tauhid kepada Bisnis, Minggu (2/5/2021).

Kedua, banyak sektor informal yang sudah melakukan mudik duluan dan relatif menghabiskan sebagian konsumsi yang lebih tinggi sehingga kebutuhan lain juga meningkat.

Ketiga, dorongan melalui pergerakan konsumsi yang mulai terjadi, meskipun relatif masih sedikit.

Sementara itu, faktor lain yang menurutnya juga mendorong kenaikan inflasi terlihat dari persepsi konsumen terkait dengan peningkatan konsumsi mereka.

Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Maret 2021, IKK sebesar 93,4 dan terus naik dari dua bulan sebelumnya.

Tauhid memaparkan sektor makanan dan minuman masih menjadi sektor utama pendorong kenaikan inflasi lebih tinggi dari yang lain. Terutama selama Ramadan, masyarakat cenderung belanja di tempat-tempat berkumpul atau restoran.

“Persentase terbesar memang untuk kebutuhan selama masa Ramadan. Coba aja lihat restoran pada bergerak kan selama Ramadan. Kumpul-kumpul menjelang sore, itu karena selama masa Ramadan aja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper