Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi Dimulai Sejak Kuartal III/2020. Ini Buktinya!

Menurut pemerintah, pemulihan didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, investasi, dan realisasi ekspor.
Sesmenko Perekonomian Susiwijono memberi keterangan kepada wartawan terkait gempa bumi di Situbondo di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Sesmenko Perekonomian Susiwijono memberi keterangan kepada wartawan terkait gempa bumi di Situbondo di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut perbaikan perekonomian di sisi permintaan dan penawaran sudah terjadi mulai dari kuartal III/2020.

Menurutnya, hal tersebut terjadi walaupun ekonomi dalam negeri sebelumnya terkontraksi cukup dalam hingga 2,07 persen pada kuartal II/2020.

Dari sisi permintaan, Susiwijono menjelaskan pemulihan didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, investasi, dan realisasi ekspor.

“Pertumbuhan ekonomi kita di sisi demand didorong oleh peningkatan konsumsi karena share-nya 57,7 persen. Kemudian tumbuhnya investasi PMDB kita share-nya cukup tinggi juga 31,7 persen, dan peningkatan realisasi ekspor kita,” jelas Susiwijono dalam diskusi virtual, Rabu (28/4/2021).

Selain didorong oleh tiga faktor tersebut, konsumsi pemerintah melalui belanja kementerian/lembaga pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga ikut mendorong pemulihan tersebut. Terakhir, pemerintah mencatat realisasi PEN per 16 April 2021 mencapai Rp134,07 triliun dari pagu anggaran Rp699,43 triliun.

Sementara pada sisi penawaran, Susiwijono memaparkan pertumbuhan ekonomi didorong oleh pemulihan di sektor manufaktur, pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Lalu, pemulihan juga didukung oleh sektor yang memang terus tumbuh positif sejak awal pandemi seperti informasi dan komunikasi, pertanian, dan jasa kesehatan.

Adapun, Susiwijono menyebut kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen yang dialami Indonesia di tahun sebelumnya masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G-20 lainnya. Dia mengatakan Indonesia masih menempati posisi keempat terkait dengan pertumbuhan ekonomi, di antara 20 negara anggota G-20 selama pandemi Covid-19.

Sejalan dengan pemulihan ekonomi global, Susiwijono juga memaparkan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi global di sepanjang 2021 dapat mencapai maksimal 6,0 persen. Dia merujuk pada sejumlah proyeksi yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

“Beberapa lembaga internasional memberikan proyeksi di 2021 kira-kira ekonomi global akan tumbuh 4,0 sampai 6,0 persen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper