Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan Mudik, Peluang Mal Tingkatkan Jumlah Kunjungan

Larangan mudik yang diterapkan pemerintah bisa mendongkrak jumlah kunjungan pusat perbelanjaan atau mal di perkotaan.
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola pusat perbelanjaan menyebutkan larangan mudik bisa menjadi peluang bagi pusat perbelanjaan untuk mendapatkan kenaikan kunjungan.

“Jika pembatasan mudik benar-benar dapat ditegakkan, maka tentunya masyarakat akan berdiam di kota dan berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk mengisi liburan,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, Jumat (23/4/2021).

Meski demikian, Alphonzus memperkirakan kenaikan belanja hanya akan menyasar produk-produk kebutuhan pokok, kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan rumah tangga. Daya beli yang belum pulih seutuhnya dia sebut menjadi penyebab terbatasnya jenis produk yang bisa menikmati kenaikan penjualan.

“Yang dibutuhkan saat ini adalah insentif yang mendongkrak daya beli. Misalnya penghapusan sementara pajak penjualan sehingga harga menjadi lebih murah dan terjangkau,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira berpandangan produk-produk ritel seperti barang-barang elektronik tetap berpeluang naik penjualannya. Tren aktivitas yang masih terbatas di tengah pandemi dan larangan mudik dia sebut bisa menjadi pendorong bagi masyarakat untuk membeli produk yang bisa mendukung aktivitas di rumah. Produk fast moving consumer goods (FMCG) dinilai Bhima juga akan mengalami peningkatan penjualan seiring pembatasan mobilitas.

“Sementara untuk pakaian jadi di ritel modern kemungkinan akan banyak tergerus oleh penjualan di e-commerce baik di platform maupun di media sosial,” kata Bhima.

Dia juga mencatat sejumlah segmen ritel di nonmakanan dan minuman tetap menikmati peningkatan penjualan, contohnya ada segmen elektronik. Data Wearesocial menunjukkan pasar untuk smart home devices di Indonesia mencapai US$202,1 juta pada 2020. sekitar 50 persen dari total pasar disumbang oleh smart home appliances seperti smart TV dan kulkas.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan pelaksanaan mudik memang menjadi salah satu pendorong peningkatan perekonomian pada hari besar keagamaan. Namun, pelarangan mudik pada tahun ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan tetap diantisipasi dengan tetap mendorong belanja masyarakat.

“Upaya untuk mendorongnya antara lain dengan belanja secara online baik melalui platform e-commerce maupun memanfaatkan jasa pengantaran,” kata Oke.

Untuk itu, dia mengatakan Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan momentum Ramadan dan Idulfitri untuk menggairahkan perekonomian melalui penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

Dia mengatakan peningkatan aktivitas ekonomi juga telah tecermin dari perubahan mobilitas penduduk bulanan pada Maret yang rebound setelah sebelumnya mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut. Semua tempat aktivitas di luar rumah menunjukkan sinyal positif dengan aktivitas di pusat perbelanjaan ritel dan transportasi terus menunjukkan perbaikan sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper