Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sebut Pemulihan Global Kian Nyata, Ini Sejumlah Indikatornya

Menkeu menyebut indikasi pemulihan ekonomi global terlihat dari harga brent (minyak mentah) yang naik 30 persen (ytd), minyak sawit atau CPO (crude palm oil) naik sebesar 7,9 persen (ytd), dan batu bara sebesar 17,1 persen (ytd).
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan indikator pemulihan ekonomi global semakin terlihat. Di sisi global menurutnya kenaikan harga sejumlah komoditas menunjukkan geliat ekonomi dunia yang semakin membaik.

Menkeu menyebut indikasi pemulihan ekonomi global terlihat dari harga brent (minyak mentah) yang naik 30 persen (ytd), minyak sawit atau CPO (crude palm oil) naik sebesar 7,9 persen (ytd), dan batu bara sebesar 17,1 persen (ytd).

“Ini tiga komoditas di mana Indonesia tentu mendapatkan pengaruh positif,” ujar Menkeu dalam paparannya di acara konferensi pers APBN KITA, Kamis (22/4/2021).

Selain itu, terdapat sejumlah indikator lain yang menurutnya menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi yang positif. Hal tersebut terlihat dari PMI Manufaktur yang mencapai 55,0 atau tertinggi sejak Februari 2011. Sementara itu, Baltic Dry Index atau indeks aktivitas perdagangan global yang terlihat dari traffic dari merchandise menunjukkan level tertinggi sejak September 2019.

Di sisi pasar keuangan juga menunjukkan stabilitas dengan adanya volatilitas pasar atau VIX Index yang turun. Sebelumnya, adanya volatilitas beberapa waktu lalu disebabkan oleh kekhawatiran terhadap arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat.

Di sisi lain, Menkeu memaparkan MSCI Index untuk emerging market (negara berkembang) naik 4 persen secara year-to-date (ytd) per 16 April 2021. Hal tersebut menggambarkan adanya capital inflow atau kembalinya arus modal ke negara-negara emerging market.

“Aliran modal ke emerging market tersebut yang kemudian menimbulkan juga dinamika positif terhadap nilai tukar dan tentu pada harga surat berharga dan saham,” jelasnya.

Namun dalam paparannya, Menkeu juga mengingatkan masih adanya sejumlah risiko dan ketidakpastian yang perlu diwaspadai. Misalnya, kasus harian global yang kembali naik, kehadiran varian baru virus, serta pemulihan ekonomi global dan distribusi vaksin yang belum merata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper