Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xi Jinping Tantang Kepemimpinan Global AS, Serukan Integrasi Ekonomi Global

Menurut Presiden China, satu atau beberapa negara tidak boleh memaksakan aturan pada negara lain dan dunia tidak boleh dipimpin oleh unilateralisme beberapa negara.
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menyerukan integrasi ekonomi global yang lebih besar dan memperingatkan agar menghindari perpecahan sambil menyerukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk tidak mencampuri urusan negara lain.

"Urusan internasional harus dilakukan melalui negosiasi dan diskusi, dan nasib masa depan dunia harus diputuskan oleh semua negara," kata Xi di Boao Forum on Asia, meski tanpa menyebut AS secara spesifik, dilansir Bloomberg, Selasa (20/4/2021).

Dia melanjutkan, satu atau beberapa negara tidak boleh memaksakan aturan pada negara lain dan dunia tidak boleh dipimpin oleh unilateralisme beberapa negara.

Dalam kritik terselubung terhadap upaya AS untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok China dan menahan ekspor barang seperti chip komputer canggih, Xi mengatakan segala upaya untuk membangun penghalang dan mengingkari prinsip ekonomi dan padar hanya akan merugikan orang lain tanpa menguntungkan diri sendiri.

“Apa yang kita butuhkan di dunia saat ini adalah keadilan, bukan hegemoni. Memerintahkan orang lain atau ikut campur dalam urusan internal orang lain tidak akan mendapatkan dukungan apapun," lanjutnya.

Xi berbicara melalui video kepada lebih dari 2.000 pejabat dan eksekutif bisnis yang menghadiri konferensi Boao secara langsung di provinsi pulau selatan Hainan. Para pemimpin global dan kepala Dana Moneter Internasional (IMF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghadiri upacara pembukaan melalui tautan video.

Setelah membatalkan forum tahun lalu karena wabah virus Corona, China mengisyaratkan terbuka untuk bisnis dengan dimulainya kembali konferensi, yang disebut sebagai World Economic Forum versi Asia di Davos.

Para pejabat di masa lalu menggunakan acara tersebut untuk mengumumkan langkah-langkah besar untuk membuka sistem keuangan, termasuk pembentukan dan perluasan program koneksi saham yang menghubungkan bursa China dengan Hong Kong.

China melakukan upaya bersama untuk meningkatkan hubungan dengan bisnis AS pada khususnya. Sejumlah eksekutif Amerika berpartisipasi dalam forum tersebut, termasuk Tim Cook dari Apple Inc., Elon Musk dari Tesla Inc., Stephen Schwarzman dari Blackstone Group Inc, dan Ray Dalio dari Bridgewater Associates.

Sementara itu, fokus utamanya adalah pada tujuan iklim baru dari Beijing, menyusul kesepakatan antara AS dan China untuk bekerja sama mengatasi perubahan iklim setelah kunjungan utusan iklim global AS John Kerry ke Shanghai pekan lalu.

Namun demikian, Xi tidak memberikan target baru dalam upayanya untuk mengurangi emisi karbon China atau mengatasi perubahan iklim global. Pidatonya tidak menawarkan janji atau target baru untuk jalan menuju netralitas karbon.

"Kita perlu mengikuti filosofi pembangunan hijau, memajukan kerja sama internasional tentang perubahan iklim dan berbuat lebih banyak untuk mengimplementasikan perjanjian Paris tentang perubahan iklim," kata Xi.

Adapun, Presiden AS Joe Biden akan menjadi tuan rumah konferensi iklim virtual pada Kamis dan Jumat pekan ini yang akan dihadiri para pemimpin dunia. Xi akan berpartisipasi dalam acara tersebut.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan AS tertinggal dari China dalam perlombaan untuk merebut peluang yang diciptakan oleh perubahan iklim.

Masalah ini akan semakin menjadi pusat kebijakan luar negeri AS, tetapi Blinken bersumpah bahwa pemerintahan Biden tidak akan membiarkan negara lain lolos dari praktik buruk seperti pelanggaran hak asasi manusia karena mereka membuat kemajuan dalam mengekang perubahan iklim.

Argumen tersebut tampaknya ditujukan untuk membantah kritik yang berkembang, terutama dari Partai Republik, bahwa Kerry dapat menukar kepentingan AS dalam mendorong kerja sama iklim dengan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper