Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Tahun Terakhir, Pertumbuhan PNBP Migas Turun

Selain tren penurunan pendapatan negara, isu lainnya adalah adanya sejumlah daerah penghasil migas yang belum memberikan perbaikan kondisi sosial ekonomi untuk masyarakatnya.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan mencatat terjadinya tren penurunan pertumbuhan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor minyak dan gas bumi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Dirjen Perimbangan Keuangan Astera Primanto Bhakti mengatakan fluktuasi harga minyak mentah dunia dan capaian lifting kontraktor kontrak kerja sama dan ketergantungan APBN daerah penghasil migas terutama kabupaten/kota terhadap DBH Migas menjadi isu dan tantangan yang mempengaruhi.

"Tren growth PNBP migas menurun selama periode 2018—2020. Growth PNBP minyak bumi turun 51,7 persen dan gas bumi turun 65,6 persen pada 2020," katanya dalam webinar, Selasa (20/4/2021).

Astera menambahkan, selain tren penurunan pendapatan negara, isu lainnya adalah adanya sejumlah daerah penghasil migas yang belum memberikan perbaikan kondisi sosial ekonomi untuk masyarakatnya.

Selain itu, isu dan tantangan yang perlu dihadapi untuk industri hulu migas adalah cadangan minyak bumi di dalam negeri yang hanya akan tersedia hingga 9,5 tahun mendatang, sedangkan umur cadangan gas bumi Indonesia masih mencapai 19,9 tahun.

Dia menambahkan, adanya permintaan dari daerah pengolah migas untuk mendapatkan dana bagi hasil sebagai kompensasi atas dampak degradasi lingkungan dan kesehatan masih menjadi isu yang belum terselesaikan.

"Upaya menjaga cadangan migas di Indonesia adalah dengan meningkatkan eksplorasi," ungkapnya

Sementara itu, Astera menyebutkan Pulau Sumatra sebagai penyumbang terbesar bagi alokasi dana bagi hasil minyak dan gas bumi di Indonesia. Alokasi dana bagi hasil migas dari Pulau Sumatra tahun ini adalah sebesar Rp3,7 triliun.

Berdasarkan catatan SKK Migas, Pulau Sumatra memiliki wilayah kerja migas yang berkontribusi terbesar kedua di Indonesia yakni Blok Rokan dengan total produksi pada tahun lalu mencapai 180.000 barel per hari (bph).

Selain itu, Pulau Sumatra memiliki Blok Southeast Sumatra (SES) yang merupakan wilayah kerja urutan keenam untuk jumlah produksi terbanyak secara nasional dengan total 25.831 bph pada tahun lalu.

Wilayah kerja besar lainnya yang ada di Sumatra adalah Blok Jabung yang dioperatori oleh Petrochina International Jabung Ltd dengan produksi 15.952 bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper