Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akselerasi EBT, ADB: Indonesia Perlu Benahi Skema Pengadaan

Skema pengadaan proyek-proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di Indonesia harus dibenahi untuk mengakselerasi pengembangannya. Sementara itu, perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) yang berlaku saat ini dinilai telah berimbang.
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./Antara/Ahmad Subaidi
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./Antara/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Asian Development Bank (ADB) menilai skema pengadaan proyek-proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di Indonesia harus dibenahi untuk mengakselerasi pengembangannya.

Energy Specialist of ADB Florian Kitt mengatakan bahwa untuk menangani hambatan-hambatan dalam pengembangan energi terbarukan, Indonesia perlu melakukan perbaikan dari sisi pengadaan proyek daripada mengubah perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) yang berlaku saat ini.

Menurut dia, PPA untuk energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), di Indonesia sudah merepresentasikan keseimbangan antara risiko dan harga yang wajar.

"PPA sudah berimbang. Hambatan untuk energi terbarukan di Indonesia adalah masih kecilnya pasar yang kemudian meningkatkan biaya dan juga masih kurangnya stabilitas regulasi. PLN seharusnya fokus untuk mengatasi hambatan tersebut daripada merevisi PPA," ujar Florian webinar pada Selasa (20/4/2021).

Dia mencontohkan pembagian biaya infrastruktur dan pengalihan risiko pembebasan tanah dan penyelesaian interkoneksi ke PLN dalam pengembangan taman panel surya (solar park) bisa menurunkan biaya dan mempercepat pengadaan.

Untuk meningkatkan pengadaan proyek energi terbarukan juga bisa dilakukan dengan mengadakan tender proyek dalam skala besar dan di lokasi yang spesifik. Hal ini bisa merealisasikan tercapainya skala keekonomian dan mengurangi risiko pembatasan karena kapasitas transmisi yang tidak memadai.

"Mengadakan tender skala besar akan dapat menurunkan harga PLTS secara signifikan dan cepat," kata Florian.

Selain itu, lanjutnya, perlu adanya adopsi PPA yang standar untuk mengurangi waktu negosiasi dan meningkatkan kepastian untuk investor.

Dia menambahkan untuk mendorong agar harga listrik dari energi terbarukan semakin murah perlu didukung dengan stabilitas regulasi dan ketepatan waktu implementasi kontrak proyek. Selain itu, persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dinilainya masih menjadi hambatan karena akan meningkatkan biaya investasi energi terbarukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper