Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi RI di Kuartal II/2021 Diprediksi Melesat, Maksimal Bisa Tumbuh 5 Persen

Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 sebesar 7 persen dinilai terlalu tinggi.
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 berada di angka 7 persen. Proyeksi ini dinilai terlalu optimistis, kendati peluang pertumbuhan ke zona positif cukup besar. 

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa secara statistik, ekonomi yang berada di jalur positif karena pada periode yang sama tahun lalu Indonesia berada di titik kontraksi terdalam, yaitu minus 5,32 persen karena Covid-19.

“Apakah dia akan mencapai level 7 persen, saya kira ini akan tergantung dari kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli di sepanjang kuartal II/2021 nanti khususnya di momentum puasa Ramadan, dan juga lebaran,” katanya saat dihubungi, Senin (12/4/2021).

Yusuf menjelaskan bahwa beberapa indikator pemulihan sudah tercipta seperti indeks kepercayaan konsumen yang mulai mengalami peningkatan. Purchasing managers index sebagai tanda kepercayaan pelaku usaha juga berada di atas angka 50.

Proses ini ditambah realisasi produk domestik bruto kuartal II/2020 yang berada di angka minus 5,32 persen membuat keyakinan ekonomi tumbuh semakin nyata.

Akan tetapi, stimulus pemerintah kepada masyarakat mulai dicabut seperti subsidi gaji dan bantuan langsung tunai. Stimulus ini, menurut Yusuf, berpotensi menahan laju ekonomi untuk mencapai seperti yang diinginkan pemerintah.

“Kalau kami melihat, sebenarnya pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 ada di kisaran maksimal positif 5 persen karena beberapa faktor tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Yusuf menilai keputusan pemerintah yang melarang mudik tidak akan terlalu berdampak pada perputaran roda ekonomi. Alasannya, beragam bantuan pemerintah yang dikucurkan kepada masyarakat sudah cukup proporsional dibandingkan tahun lalu.

“Sehingga, ada atau tidaknya mudik di tahun ini, ekonomi di triwulan II/2021 masih akan berpotensi untuk tetap tumbuh,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper